Super Hero, Fantasi, Dongeng, Kisah, Mistik, Horor, Imajinasi, dan Kreasi Tanpa Batas

Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, January 30, 2012

Temen Gaul Musik Gwe (Di Mana dan Dengan Siapa Gwe Belajar Musik Side Story)

Intro:
Nggak hanya belajar musik secara formal/otodidak, Gwe juga sempet bergaul ama orang-orang di bidang musik, meskipun nggak dalam konteks belajar-mengajar.


The Side Story


Wahyu; Astrid A, Astrid B & Friends
Jaman kuliah, Gwe lagi seneng-senengnya ama musik Jepang, baik J-Pop maupun J-Rock. Saat itu lagi happening-nya Japanese Wave (J-Wave) kayak sekarang pada demen Korean Wave (K-Wave). Sampai ada majalah yang ngebahas kebudayaan Jepang, kayak Animonster (yang masih eksis sampai sekarang), Anima, dll. Karena saat itu memang banyak anak muda yang demen budaya populer Jepang kayak manga, anime, tokusatsu, dorama Jepang dan juga musik dari negeri Sakura itu. Berbagai acara kebudayaan Jepang, kayak Bunkasai dan Pertunjukkan Musik Jepang diadakan di berbagai kampus di Semarang, seperti Undip (Universitas Diponegoro) Udinus, dan juga di tempat laen tergantung kebutuhan, kayak di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Auditorium RRI, Gedung Juang 45 (atau apa namanya Gwe lupa pastinya) di Jalan Pemuda, Semarang. Gwe termasuk yang menggemari itu. Ya, meskipun yang maen musiknya anak-anak Semarang bukan dari Jepang asli, hal itu patut untuk diapresiasi. Kita bisa mengupayakan hal yang kita rasa sama, nikmatin musik yang sama-sama kita sukai, yang nggak ditayangin di televisi. Di kampus ada temen sehobi, namanya Wahyu. Selain musik Jepang dia juga suka musik Barat keras kayak Linkin Park dan Limp Bizkit. Gwe jadi kenal musik metal begini karena gaul ama Wahyu. Gwe dan wahyu kadang menghadiri acara musik Jepang yang ada di Semarang, kadang juga Gwe sendiri. Ada adek kelas Gwe di kampus, yaitu duo Astrid: Astrid A, Astrid B, dan temen-temen mereka yang hobi Jepang juga. Kita kadang share lagu & video klip Jepang, dan juga ketemu di pertunjukkan musik Jepang.
Share:

Thursday, January 26, 2012

Ngerintis Studio Rekaman Pribadi 2


 
“Musical Autodidact Series” Part 3

Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya soal Ngerintis Studio Rekaman Pribadi atau “Musical Autodidact Series” Part 1.  Alat atau instrument apa aja yang sekiranya diperlukan untuk bikin studio rekaman pribadi udah pernah Gwe bahas di sini.

Tulisan kali ini adalah kelanjutannya, yaitu lebih ke sejauh mana Gwe ngegunain alat yang pada tulisan sebelumnya baru pada tahap persiapan/belum lengkap; dan masalah atau keadaan yang nggak terduga setelah Gwe terjun memanfaatkan sistem Studio Rekaman Pribadi ini.

Jadi, pada perkembangannya Gwe punya dua paket alat yang bisa digunakan sebagai studio rekaman pribadi. Paket 1 ada di rumah ortu, dan Paket 2 ada di tempat Gwe sehari-hari tinggal. Komponen Paket 1 (lebih lengkap/variatif) diantaranya adalah: Komputer Dekstop, Audio Interface, Keyboard Arranger, Mic Analog, Gitar Listrik, Speaker Aktif dan dilengkapi dengan software Digital Audio Workstation (DAW): Pro Tools dan FL Studio. Sedangkan komponen Paket 2 terdiri dari: Laptop, Mic USB, Keyboard Controller, Speaker Aktif dan juga dilengkapi dengan software DAW: FL Studio dan Pro Tools.
Share:

Tuesday, January 24, 2012

Di Mana dan Dengan Siapa Gwe Belajar Musik? (Fase 3)

Ini adalah tulisan sambungan dari Fase 2..

Fase 3: Saat Kerja di Semarang Sampai Sekarang

Setelah SK (Surat Keputusan) Alih Tugas Gwe keluar pada pertengahan Februari 2011, berarti Gwe udah bisa pindah kerja ke Semarang. Namun karena masih dibutuhkan di Jakarta maka secara resminya Gwe baru aktif ada di Semarang pada Mei 2011.

Langkah pertama begitu Gwe alih tugas adalah nyari tempat les keyboard yang baru. Karena udah kadung belajar di franchise Yamaha dan biar nggak ngulang dari awal lagi, maka Gwe nyari sekolah mana di Semarang yang make kurikulum yang sama, dan akhirnya Gwe nemu Sekolah Musik Stanwood, Semarang. Di Stanwood Gwe diajar ama miss Sheila. Miss Sheila ini sebenernya seumuran ama Gwe, ya lebih senior dia dikit beberapa bulan, tapi secara skill jauh di atas Gwe. Karena kurikulum Yamaha baru, Gwe seolah harus mulai belajar lagi dari awal. Sebelumnya sih sama mas Doyok udah masuk Buku 1, dan dengan miss Sheila gwe tinggal nerusin aja. Ujian Buku 1 udah Gwe jalanin September 2011 dengan hasil yang cukup baik. Sekarang ini Gwe udah mulai masuk Buku 2. Untuk kelas keyboard nantinya bakal ada 3 Buku, dengan Buku 3 sebagai buku terakhir. Namun belajar musik nggak akan berhenti sampai di sini, karena kelas lanjutannya adalah belajar Piano. Kabarnya instrument yang akan dipake bukan lagi Yamaha PSR, tapi piano elektrik Classinova. Dengan miss Sheila, Gwe juga mendapatkan materi tambahan untuk memperkaya pengetahuan soal musik dan keyboard, baik dalam wujud teori dan juga praktek bermain lagu.
Share:

Wednesday, January 18, 2012

Di Mana dan Dengan Siapa Gwe Belajar Musik? (Fase 2)

Ini adalah tulisan sambungan dari Fase 1..


Fase 2: Saat Kerja di Jakarta


Pada masa istirahat itu, dari jaman kuliah sampe mulai kerja tetap di Jakarta, hobi kreatif yang Gwe jalanin adalah nulis fiksi. Sampai Gwe nulis blog ini, ada 3 buku yang udah terbit. Hanya saja Gwe ngerasa kurang berhasil di dunia penerbitan (but don’t worry, suatu ketika Gwe bakal come back buat bikin buku fiksi lagi). Karena itu mulai ada keinginan untuk kembali mempelajari musik, sampe-sampe waktu itu Gwe mulai beli berbagai macam peralatan musik, seperti: keyboard controller, audio interface (eksternal soundcard untuk computer), gitar listrik, amply, gitar efek dan vocal efek. Bahkan Gwe les DJ (Disc Jockey) segala, meskipun nggak sampai kelar, karna kurang ngerasa bakat di situ. Untung waktu itu ada cukup duit buat hobi gila Gwe ini.

Keinginan untuk bisa maen musik nggak akan terwujud kalau dibiarkan diam sebagai sebuah keinginan belaka. Maka mulai awal tahun 2010 Gwe mulai les Keyboard di Sekolah Musik Sincere, salah satu Franchise Yamaha di daerah Bungur Besar, Jakarta Pusat. Yang ngajar Gwe namanya mas Doyok. Karena dulu Gwe pernah belajar keyboard maka Gwe ceritain aja basic Gwe. Biarpun begitu, mas Doyok ngewajibin Gwe untuk belajar ulang dari dasar. Apalagi instrument keyboard yang dipake beda (khusunya mereknya, itu mempengaruhi pemrogramannya). Dulu Technics sekarang Yamaha. Jadi Gwe mulai belajar dari dasar lagi, tapi karena udah pernah belajar, jadi agak cepet nangkepnya. Untuk menunjang belajar keyboard itu, maka Gwe beli keyboard yang serupa dengan di tempat les, tapi versi yang sedikit lebih baru. Masih satu turunan tipe. Kalau di tempat les: Yamaha PSR-900 kalau punya Gwe: Yamaha PSR-910s.

Share:

Monday, January 16, 2012

Di Mana dan Dengan Siapa Gwe Belajar Musik? (Fase 1)

Intro:
Biar nggak terlalu panjang, Gwe pecah tulisan ini jadi 3 bagian, yang Gwe sebut Fase. Fase 1: Jaman Sekolah & Kuliah; Fase 2: Saat Kerja di Jakarta; dan Fase 3: Saat Kerja di Semarang Sampai Sekarang. So, here it goes..



Fase 1: Jaman Sekolah & Kuliah

Apakah Gwe udah piawai maen musik?

Gwe sendiri ngerasa belom, dan kenyataannya emang gitu. Gwe masi dalam taraf belajar di bidang musik, khususnya dengan instrument keyboard dan musik digital. Jadi tulisan ini utamanya Gwe tulis untuk lebih menyemangati Gwe dalam belajar musik, sekaligus ngasih tau buat kalian seperti apa sih background musik Gwe.

Keluarga Gwe bukanlah keluarga pemain musik. Paling hanya penikmat aja. Bokap dan nyokap Gwe (sebelum akhirnya diminta mengundurkan diri karena kerja 1 kantor) adalah karyawan sebuah bank pemerintah. Mereka berdua sama-sama nggak bisa maen instrument apapun, nyanyi atau karaoke juga enggak. Jadi wajarlah bila waktu kecil Gwe sama sekali belum tertarik untuk maen musik. Aktivitas yang bersinggungan dengan musik di keluarga Gwe pas Gwe kecil paling cuman nonton Aneka Ria Safari atau acara video klip di TVRI tiap hari minggu. Tape player ada. Selaen buat denger berita, kadang juga dipake bokap buat dengerin wayang atau gamelan, terus kadang juga lagu Indonesia yang popular saat itu. Ya, jadi keluarga Gwe hanyalah penikmat musik biasa.

Share:

Tuesday, January 10, 2012

Kumpulan Cerpen: Makan Tuh Cinta! Bakal Terbit Lagi

Di suatu malam yang dingin dan berteman sepi… --“ Lho kok openingnya malah kayak mau bikin tulisan galau begini.. Nggak lah! Jadi ceritanya Rebo malem, 5 Januari 2012 sekitar jam 21:40 kemaren ada e-mail masuk. Karena kebetulan Gwe langganan Bebe, BlackBerry maksudnya bukan sejenis itik itu, e-mail itu langsung ter-notifikasi dan bisa Gwe baca. Tadinya Gwe kira cuman forward-an di milis atau spam, eh ternyata e-mail itu dari kang Iwok Abqary, temen nulis di Blogfam jaman dulu yang sekarang udah sukses nerbitin banyak buku, baik di Gramedia maupun penerbit laen, dan juga ada bukunya yang jadi film, King. Jadi inti dari e-mail tersebut (isi e-mail yang sama itu juga dikirim ke beberapa orang laen) adalah memberitahukan bahwa buku kumpulan cerita pendek (Kumcer): Makan Tuh Cinta! Bakal diterbitin lagi sama Penerbit Gradien!

-->
Trus, apa hubungannya ama Gwe?

Share:

Monday, January 9, 2012

Kenapa @Poconggg Bisa Terkenal?

Dia bukan @Poconggg, rambutnya yang di-Pocong
Sebelum kalian pada protes, iye Gwe tahu bahasan tentang @Poconggg rame-nya pas tahun 2011 kemaren, tapi bukan berarti udah kadaluarsa, masih hangat-hangat tahi sapi lah. Filmnya aja baru keluar November 2011 lalu, pas akhir bulan lagi.

Gwe nulis ini karena suatu kegalauan keprihatinan, karena pas Gwe Googling kok belum ada yang ngebahas soal kenapa @Poconggg bisa terkenal banget. Adanya paling kehebohan siapa orang dibalik akun @Poconggg, yang sayangnya ternyata bukan seorang cewek manis. Oke, sebenernya ini ilmu yang mahal, tapi anggep aja ini hadiah istimewa karena kalian berhasil nemuin blog Gwe yang nggak belum begitu terkenal ini. So, its free guys and gals!

-->
Di sini Gwe akan coba untuk membongkar kesuksesan akun twitter @Poconggg dengan suatu penelaahan analisis yang canggih (tentunya dengan berbagai teori ilmiah ciptaan Gwe sendiri). Bagaimana bisa sebuah akun twitter yang nggak Following akun twitter orang sama sekali alias nol Following bisa terkenal, yang hingga detik Gwe nulis postingan ini mencapai 1.710.391 Followers. Padahal sebelumnya dia bukan artis, politisi, ataupun punya jambul khatulistiwa. Sungguh fenomenal!

Share:

Sunday, January 8, 2012

GANTI KOLOM KOMENTAR

Ada yang baru dari blog ini. Apa itu?

Mungkin kalian belum begitu ngeh. Tampilan masih yang lama, tata letak masih kayak kemaren, warnanya juga sama, postingan baru emang kadang-kadang ada, kadang-kadang lama munculnya, tapi.. tunggu dulu. Yak, kalau kalian jeli, liat: Kolom Komentar. Sebelumnya Gwe ngasih widget komentar di blog ini dari ShoutBox. Dulu sih gratis, cuman pada perkembangannya gak tau kenapa sekarang kok disuruh bayar. Karena Gwe nggak bayar, yang dikarenakan ke-gaptek-kan Gwe yang ngga tau gimana caranya bayar, atau lebih tepatnya gag mau bayar, otomatis kolom komentar mati, udah nggak aktif lagi sejak awal tahun 2012 ini. Karena alasan-alasan di atas ituah akhirnya Gwe ganti widget kolom komentar. Untung aja masih ada yang gratis, yaitu dari cbox. Selamat deh! Jadi pengunjung blog ini tetep bisa ninggalin komentar buat Gwe. Yang baek-baek aja ya, biar nggak angus lagi kolom komentarnya, hehe…
Share:

Saturday, January 7, 2012

BALIK NULIS & NGIDUPIN BLOG

image source = http://anggap-rumahsendiri.blogspot.com
Selamat pagi wahai para peselancar dunia maya!

Tulisan kali ini masih ada hubungannya ama posting sebelumnya, secara lebih spesifik tentang implementasi dari Resolusi 2012.

Untuk diketahui, kayak seorang Presiden atau Menteri, Gwe mencanangkan tahun 2010 sebagai: musical year, yang artinya Gwe mulai mundur dari dunia nulis dan mulai belajar musik (sekedarnya sih). Kemudian tahun 2011 Gwe sebut sebagai: 2nd musical year, youtube video creator, & adaptation, yang artinya Gwe semakin mendalami soal music (walaupun belum maksimal), mulai bikin video pake handycam buat di-posting di youtube atau web video lainnya, dan beradaptasi dengan lingkungan kerja baru.

Lalu bagaimana dengan tahun 2012?
Share:

Thursday, January 5, 2012

REVIEW 2011 & RESOLUSI 2012

image from http://azahar.files.wordpress.com
Kalau mau memakai penanggalan suku maya, tahun kalender terakhir jatuh pada tahun 2011. Namun karena ada sistem kalender lain, yaitu Masehi maka kehidupan belum berakhir, masih ada tahun 2012. Nah, ada baiknya dengan pergantian tahun ini Gwe me-review apa yang udah terjadi di tahun 2011 dan membuat resolusi untuk tahun 2012.

Mengapa untuk tahun 2011 Gwe sebut Review bukannya prestasi? Ya karena yang mau Gwe ceritakan adalah poin-poin penting yang terjadi, baik itu prestasi, peristiwa, atau apapun yang berarti bagi Gwe. Sedangkan Resolusi 2012, tentunya adalah suatu harapan, suatu doa, suatu rencana yang ingin Gwe capai atau dapatkan di tahun ini. Meskipun pada akhirnya tidak atau belum terwujud, setidaknya Gwe punya suatu tujuan yang Gwe harap bisa diupayakan. Thats it, here we go...

Review 2011
1.    Menerbitkan buku ke-3: Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta (BLMT)
Setelah dinanti-nanti, buku ke-3 Gwe akhirnya terbit di bulan Februari 2011. Dijual di Gramedia se-Jakarta, Bogor, Depok & Bekasi. Hasil Resolusi 2011. Baca lebih lengkap tulisan tentang hal ini di sini.

2.    Mendapatkan album Ditho Brachmantio sebagai soundtrack BLMT
Bekerjasama dengan mas Doyok, yang merupakan guru keyboard Gwe di Jakarta yang sekaligus Road Manager artis jazz remaja, Ditho Brachmantio, maka buku Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta (BLMT) bisa disandingkan dengan album lagu Ditho Brachmantio sebagai soundtrack-nya. Baca lebih lengkap tulisan tentang hal ini di sini.

Share:

ASUS ROG Strix G dan ROG Strix Scar, Laptop Handal untuk Game Enthusiast

Kokoh, namun tetap stylish, begitu impresi saya begitu melihat tampilan luar dari laptop ROG Strix G 16 dan ROG Strix Scar 18 . Kedua laptop...

Labels

Blog Archive

Blogger templates

Udah pernah diliat

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Support Blogger Perempuan

Text

Profil

My photo
Halo Dunia, Salam kenal, saya Yozar. Penulis novel dan artikel ilmiah yang masih terus belajar. Kadang-kadang juga ngeblog. Selamat datang di realitas saya.