Super Hero, Fantasi, Dongeng, Kisah, Mistik, Horor, Imajinasi, dan Kreasi Tanpa Batas

Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, June 29, 2018

Tiga Sumber Penghasilan Blogger

Halo Sobat Kreatif, Salam jumpa lagi dengan saya yozar.

Kali ini kita mau ngomongin soal Blog dan Blogger. Awalnya sih, ngeblog itu untuk menuliskan pikiran, curhatan, atau diari seseorang di sebuah laman internet. Yah, semacam untuk ekspresi diri. Namun makin hari makin banyak orang yang nulis. Tema bermacam-macam. Bahkan isinya ada yang kayak liputan koran. Beda tipis antara website dan blog. Nah dengan makin populernya blog, penulisnya alias blogger bisa mendapatkan penghasilan dari hobinya ini. Gimana caranya? Setidaknya ada 3 Sumber penghasilan blogger dari pengamatan saya:

1.         Traffic Adsense
Google dengan platform periklanannya AdSense memberikan kesempatan kerjasama bagi pemilik blog atau website untuk memasang iklan di halamannya. Alurnya kurang lebih seperti ini: Google dapat orderan untuk mengiklankan suatu barang atau jasa. Google menawari pemilik blog untuk memasang kode iklan di halamannya. Dari iklan yang diklik, Google memberikan bagi hasil penghasilan iklan kepada pemilik blog. Jadi di sebuah blog yang banyak pengunjungnya, dan makin banyak orang yang meng-klik atau membuka informasi iklan tersebut, maka semakin banyak penghasilan yang didapat blogger.

2.         Review/Endorse
Suatu blog yang populer dan banyak pengunjungnya, akan menarik minat produk atau jasa untuk diulas di blog tersebut. Harapannya, jadi banyak pengunjung yang jadi kenal dan tertarik dengan produk atau jasanya. Sang Blogger atau pemiliknya bisa mendapatkan penghasilan dari membuat ulasan ini. Nominalnya berapa? Itu tergantung kesepakatan atau umumnya bagaiamana.
Nah bagaimana orang tahu suatu blog populer? Blogger bisa menampilkan statistika kunjungan di lamannya. Misalnya pakai Google Analytic. Makin tinggi tingkat kunjungan berarti makin populer blog tersebut. Ada juga website khusus yang bisa menilai kepopuleran suatu blog. Salah satunya adalah moz.com Dia bisa menilai DA dan PA atau tingkat kunjungan website dan tingkat kunjungan halaman website. Makin tinggi nilai DA dan PA, berarti makin ramai blog tersebut dikunjungi.

3.         Blogger Reporter
Hampir sama dengan sistem review/endorse. Blogger di sini sistem kerjanya mirip wartawan atau reporter, yaitu pemilik produk, barang, jasa atau kegiatan mengundang blogger ke suatu event atau acara. Di event atau acara tersebut akan ada satu atau lebih narasumber yang akan menjelaskan mengenai suatu produk, barang, jasa, informasi atau kebijakan bila dari pihak pemerintah yang minta diliput. Atas liputannya, Blogger bisa mendapatkan imbalan berupa mencicipi atau mencoba produk baik barang atau jasa, membawa paket produk, voucher, uang dan lain sebagainya. Mengenai apa manfaat yang bakal Blogger terima, ada yang sudah dipastikan dari awal, ada juga penyelenggara yang mungkin tidak menyediakan atau memberikan dana kepada peliput.


Nah itulah 3 Sumber penghasilan seorang Blogger dari pengamatan saya. Seru bukan? Apakah anda sekarang tertarik untuk menjadi Blogger? Bagaimana caranya? Akan saya ulas di tulisan lain.

Share:

Thursday, June 28, 2018

Sistem Pilkada Masa Depan

Gwe inget-inget pertama kali nyoblos Pemilu sekitar sebelum tahun 2000an, sistem coblosannya 11-12 sama yang sekarang: ada petugas yang datang mendata ke rumah, ngasih kartu pemilih, minta pemilih datang ke TPS, sampai di TPS dikasi kartu suara, nyoblos di bilik suara, masukkin kartu suara ke kotak suara, celupin jari ke tinta. Setelah warga pada nyoblos, jumlah suara dihitung, hasilnya direkap sampai ke pusat. Hampir nggak ada bedanya sama sekali.

Padahal zaman sudah berubah. Internet sudah hadir dalam kehidupan sampai ke pelosok daerah. Hampir semua orang pakai hape alias smart phone. Namun sistem pemilu jadul masih diberlakukan, akibatnya anggaran penyelenggaraan hajat mencapai 15,95 Trilyun rupiah. Emang nggak bisa dieefektifkan, lebih ekonomis dan akurat?

Kalau kata Gwe sih mestinya bisa. Pertama soal pendataan warga yang memiliki Hak Pilih. Kata kuncinya adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan KTP-Elektronik. Ingat kan beberapa tahun lalu pemerintah sudah mendata warga negara untuk pembuatan KTP Elektronik. Di dalamnya termaktub setiap warga memiliki NIK yang unik, yang berbeda satu sama lain. Nah dari situ bisa dinyatakan bahwa mengenai pendataan warga yang memiliki kriteria hak pilih sudah bisa diketahui dari database NIK. Bagaimana dengan keakuratan data? Data tentu akurat karena satu orang memiliki satu NIK saja dan memberikan SATU suaranya. Tidak perlu ada pendataan ulang lagi. Pola ini akan mengurangi belanja cetak kartu data, dan belanja pengadaan serta pemberian honor petugas pendata.

Lalu bagaimana untuk memverifikasi bahwa dia adalah pemilih yang sah? Bisa melalui sistem login ke aplikasi dengan kombinasi NIK pribadinya-nya, Nomor KK, dan bisa juga disebutkan nama akhirnya, nama ibu kandungnya. Banyak cara untuk memastikan kebenaran data pemilih. Ini adalah langkah kedua, yaitu aplikasi voting. Voting dengan aplikasi yang bisa diakses melalui dekstop PC, laptop, atau bahkan smartphone akan mengurangi/menghilangkan sejumlah hal seperti: belanja kartu suara, belanja bilik dan kotak suara, belanja sewa tempat, belanja tinta celup, dan yang mungkin akan dirasa memiliki sisi kontroversi, yaitu menghilangkan pendapatan orang adalah: belanja honor petugas.

Sistem aplikasi juga mempermudah dan mempercepat pengiriman data. Data bisa dihitung secara real time, saat itu juga dengan didukung kalkulasi alogoritma perhitungan aplikasi yang akurat dan dilindungi serangan cracker. Tidak perlu dihitung manual, yang menghabiskan waktu dan energi petugas, dan meminimalisir kekeliruan hitung, penjumlahan, faktor human error.

Pertanyaan yang selanjutnya paling bikin orang pesimis dengan sistem digital adalah bagaiamana dengan manipulasi data? Tentunya orang yang betul-betul paham IT akan berusaha menjaga data dari serangan cracker atau celah manipulasi data. Sistem bisa diujicobakan sebelumnya. Aplikasi yang sama untuk pemilu bisa disebarkan secara gratis dan diujicobakan dalam rentang waktu tertentu untuk mengatisipasi terjadinya sistem error, kesalahan database, servor down dan berbagai kemungkinan masalah teknis lainnya, sehingga saat hari H, proses Pemilu bisa berjalan sebagaimana mestinya. Kalau mau ngomongi celah manipulasi, di sistem manual salah satu cara untuk mengurangi celah manipulasi adalah dengan menghadirkan saksi-saksi dari berbagai elemen masyarakat saat penghitungan suara. Saksi pun bisa “dihadirkan” secara digital. Dia bisa diberikan akses khusus untk mengecek, menyaksikan data-data suara.

Lalu bagaiamana dengan pemilih yang tidak memiliki smart phone atau akses internet? Warga bisa saja diperkenankan menggunakan komputer yang sudah tersedia di tingkat Kecamatan atau bahkan Desa. Ingat berapa banyak Dana Desa yang digelontorkan, yang salah satunya bisa untuk pengadaan fasilitas sarana prasarana perkantoran. Tidak harus juga selalu pengadaan baru. Cukup dengan komputer/laptop inventaris kantor yang sudah ada, yang dilengkapi dengan bandwith internet yang cukup.

Selanjutnya bagaimana dengan pemilih yang sudah renta, lalu pemilih yang salah memilih data calon pemimpinnya. Sistem voting  bisa saja sekali sentuh atau klik untuk menentukan pilihan. Namun untuk menjaga keakuratan data, pemilih bisa diberikat 3 tahapan pertanyaan/ untuk memastikan kebenaran pilihannya. Pertanyaan pertama yang biasa, yaitu calon nomor mana yang Anda pilih. Setelah pengguna memilih, akan muncul pertanyaan kedua, apakah benar calon nomor sekian yang bernama a dan wakil b yang anda pilih? Lalu selanjutnya muncul pertanyaan terakhir: apakah anda benar akan memutuskan memilih atau batal memilih dan meminta waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan. Berikutnya, sama seperti sistem manual, bisa disediakan satu orang petugas pendamping untuk membantu pemilih.


Itulah sedikit pemikiran yang Gwe sampaikan, mungkin bisa jadi masukkan, dan pertimbangan untuk sistem pemilih umum di masa depan. Dimana yang diutamakan adalah efektifitas dan efesiensi anggaran negara, bukan sekedar cari kredit luar negeri dan mengatasnamakan modal pembangunan.
Share:

Pilkada 2018 dan Pesan untuk Pemenang

Biasanya Gwe males dengan Pemilu. Udah sejak beberapa tahun nggak nyoblos dengan semestinya. Namun entah kenapa periode kali ini, Gwe pengin ikut urun suara.

Jadi memang karena juga udah ditetapin sebagai Hari Libur Nasional, maka Gwe pun balik kampung dari Semarang ke Cepiring, untuk menyuarakan aspirasi. Pagi pas pulang, suasana jalanan lengang. Ada kendaraan lalu lalang, namun nggak crowded. Cukup nyaman lah, nyaris kayak pas hari H Lebaran. Sempet lewat di kantor KPU Jateng sih kesannya sepoi-sepoi aja.

Pas nyampe rumah, Gwe mendapati Bapak Ibu ternyata belum mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Nggak merasa perlu buru-buru, setelah Gwe ngutak-atik hape pengganti iPhone 6 yang udah kadaluarsa, maka kami pun bergerak ke halaman rumah H. Nasori, Rt.06 Rw.01 yang merupakan TPS yang ditunjuk untuk keluarga kami nyoblos. Jaraknya kira-kira 500 meter dari rumah.

Waktu saat itu menunjukkan sekitar jam 10. Di depan lokasi TPS nampak seorang hansip berjaga dengan ditemani dua orang bapak-bapak warga yang duduk-duduk. Ada beberapa kursi plastik warna hijau di pintu masuk TPS. Di dalam lokasi TPS petugasnya cukup banyak, atau mungkin gabungan petugas, mungkin orang partai, pengawas, entah Gwe kurang tahu detilnya. Dari pengamatan Gwe sih, ada yang berperan  menerima kartu pemilih, mencatat, memberikan kartu suara, penjaga tinta bukti coblos, dan entah apa lagi.

Tidak banyak antrean. Nampak hanya sejumlah warga di sana. Ibu tiba duluan dan menyerahkan 3 kartu pemilih yang diberikan ke kami tempo hari oleh petugas yang datang ke rumah. Setelah dua orang dipanggil untuk mencoblos tiba giliran ibu, bapak, kemudian aku. Bilik suara hanya ada dua, namun Gwe rasa cukup mengakomodir kebutuhan warga. Jangan-jangan sih belum puncaknya kedatangan, tapi ya nggak papa juga mereka bisa antri. Abis nyoblos, tinggal masukkin kartu suara ke dalam kotak suara yang mirip ama kotak amal di tempat ibadah. Setelah itu nyelupin jari ke tinta ungu yang disediakan, lalu keluar lewat pintu yang berbeda dengan yang masuk tadi.

Nantinya siapapun yang terpilih, Gwe cuman ngingetin bahwa, pemilu ini adalah pemilihan pemimpin. Bukan soal menang kalah, tapi siapa yang dipercaya masyarakat untuk menjalankan amanah. Bukan soal pintar, keren, ganteng dan hebat, tapi menjadi sosok yang bisa membuat kebijakan dan mengelola anggaran secara cermat dan tepat. Selalu ingat bahwa uang masyarakat yang dipungut sebagai pajak untuk kepentingan bersama, bukan upeti. Pemimpin yang benar adalah yang tidak menghambur-hamburkan anggaran. Bisa membuat skala prioritas. Tidak perlu banyak bicara maupun seremoni. Dia harus amanah untuk menggerakkan roda ketatanegaraan demi masyarakat yang adil dan sejahtera, serta aman sentausa.

Share:

ASUS ROG Strix G dan ROG Strix Scar, Laptop Handal untuk Game Enthusiast

Kokoh, namun tetap stylish, begitu impresi saya begitu melihat tampilan luar dari laptop ROG Strix G 16 dan ROG Strix Scar 18 . Kedua laptop...

Labels

Blog Archive

Blogger templates

Udah pernah diliat

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Support Blogger Perempuan

Text

Profil

My photo
Halo Dunia, Salam kenal, saya Yozar. Penulis novel dan artikel ilmiah yang masih terus belajar. Kadang-kadang juga ngeblog. Selamat datang di realitas saya.