Super Hero, Fantasi, Dongeng, Kisah, Mistik, Horor, Imajinasi, dan Kreasi Tanpa Batas

Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, September 30, 2018

Ngeblog Untuk Dibayar atau Kebutuhan Diri?

Saat awal munculnya internet, orang menulis blog atau web log mungkin hanyalah sebagai catatan untuk menceritakan pengalaman kesehariannya atau menuangkan gagasan pikirannya yang tidak dapat tersalurkan ke media massa atau tempat lainnya. Salah satu blog yang populer di Indonesia adalah KambingJantan.com yang diampu oleh Raditya Dika. Di sini dia menuliskan kegiatan hariannya dengan gaya yang komedik, sehingga membuat peselancar internet terpikat dan rajin berkunjung ke blog tersebut. Bahkan pada akhirnya blog KambingJantan.com diterbitkan sebagai buku serta dijadikan film. 
.
Selain Dika, banyak juga penulis blog lain, tentu dengan materi khas masing-masing. Ada yang konsisten mengambil topik otomotif, komputer, teknologi, membahas cerita anak, atau sama seperti Dika yang menjadikan blog sebagai Diary, atau tempat cerita hidup sehari-harinya. Cerita saat dia suka lawan jenis, ditolah, lulus sekolah, masuk kerja, dll. Apapun itu sah-sah saja, asal tidak membuat kata-kata dan konten negatif.
.
Pada perkembangannya, Google memunculkan suatu platform periklanan yang disebut AdSense atau lengkapnya Google AdSense. Di sini Google menawarkan pada para pemilik blog atau website untuk bermitra iklan. Jadi pemilik blog/website mendaftarkan diri di GoogleAdsense. Nanti dia bisa membuat format iklan, kemudian memasangkannya di web atau blognya. Secara pintar, konten iklan akan diisikan oleh AdSense dengan materi yang bisa berubah-ubah, sesuai dengan materi apa yang diiklankan. Semakin populer suatu blog, dan semakin banyak orang menyorot dan membuka iklan, maka pemilik blog pun bisa mendapatkan bagi hasil yang semakin besar dari AdSense. 
.
Selain AdSense sebenarnya masih banyak sistem mitra periklanan lain untuk blog/website seperti media.net, amazon display ads, adversial, vigilin dan skimlinks. Ada juga sistem affiliate marketing. Di sini Anda mempromosikan produk milik orang lain dan mendapatkan komisi.
.
Khususnya di Indonesia berkembang juga model peluang ekonomi/profesi sebagai blogger liputan. Blogger model ini kerjanya mirip dengan wartawan. Dia diundang oleh markom atau tim komunikasi suatu instansi atau perusahaan untuk hadir dalam kegiatan atau informasi produk mereka, kemudian menuliskan berita terkait. Diharapkan tulisan yang positif memberikan efek lebih luas ke masyarakat jika disampaikan melalui saluran yang benar.
.
Semakin sering blog dikunjungi, maka trafficnya semakin tinggi, sehingga bisa dibilang: daya jual blog tersebut juga baik. Kepopuleran suatu blog bisa diliat dengan sistem statistik Google Analytic. Bisa juga mengecek melalui website yang memiliki layanan Pagerank Checker. Nilai kepopuleran suatu laman website disebut sebagai DA atau Domain Authority, sedangkan nilai kepopuleran suatu posting tulisan, disebut sebagai PA atau Page Authority . Inilah salah satu cara untuk mengetahui kepopuleran suatu blog bagi calon mitra yang ingin produk atau jasanya ditampilkan di blog tersebut, baik dalam wujud liputan atau program afiliasi.
.
jadi apakah ngeblog atau nulis blog itu untuk dibayar, atau kebutuhan diri, hobi, ekspresi diri sang penulis?
Untuk Gwe sendiri, memang aslinya suka nulis. Awalnya sih nulis fiksi, yang ditawarkan ke penerbit. Dari pengalaman kerja sebagai humas dan pendamping wartawan/reporter, Gwe pun bisa nulis berita liputan alias tulisan non-fiksi, yang isinya tentu saja menceritakan suatu acara atau menampilkan produk. Menjadi blogger liputan berarti kamu bisa melihat dan mengamati langsung. Terkait penghasilan dari Adsense atau honor liputan tidak mutlak diharapkan, namun bisa menjadi suntikan yang segar. 
.
Karena itu, Gwe pun mengingatkan diri sendiri untuk rajin-rajin nulis blog. Kalau bisa sih posting sehari sekali. Jangan mengharapkan honor, atau fasilitas yang lain. Nanti rezeki bakal datang sendiri. 
.
Namun deadline untuk Gwe sendiri itu, bagi sebagian penulis blog lain ternyata memberatkan. Ada yang maunya posting tulisan dua minggu sekali, ada juga yang pengin posting seminggu sekali. Kalau Gwe pikir ya itu terserah kebijakan masing-masing, mau berekspresi atau tidak, trafficnya tinggi atau biasa aja. Bagi blogger yang menulis sebagai kebutuhan sendiri, berapapun honor atau bahkan tidak dibayar, bukan suatu masalah. Ide konten bisa muncul setiap saat, dan bisa dituangkan dalam bentuk positn gtulsan seekspresif mungkin. Namun bagi blogger AdSense atau blogger liputan yang ingin dilirik brand atau mitra, akan lebih baik bila memiliki blog dengan tingkat kunjungan atau traffic yang tinggi. Gimana bisa dapat traffic yang tinggi? Mudahnya adalah dengan posting tulisan satu atau lebih topik tiap hari. Dari situ link postingan bisa dishare untuk mendapatkan kunjungan peselancar internet dari berbagai tempat di Indonesia, bahkan dunia.
Share:

Wednesday, September 26, 2018

Kembali Menulis Cerita Fantasi

Gwe paling suka dengan cerita fantasi. Di situ Gwe bisa mendapatkan kisah atau gambaran kejadian yang menakjubkan, yang sedikit atau banyak berbeda dengan dunia nyata, sesuatu yang tidak diduga-duga, seringkali melanggar hukum alam atau kenyataan, tapi terlihat/terasa menarik dan menyenangkan. Cerita fantasi itu bisa dalam wujud cerpen, novel, komik, animasi, video game maupun film.
.
Memang orang pada umumnya sudah dikenalkan dengan fantasi sejak kecil. Baik oleh orangtua kita sendiri maupun dari lingkungan atau media, seperti ibu yang menceritakan dongeng sebelum tidur, adanya buku cerita, majalah anak-anak, novel, film, video game, dan lain sebagainya. Isinya bisa cerita tentang hewan yang bisa berbicara, kisah alibaba dan seribu satu malam, dongeng putri Disney, pertarungan antar ras dunia lain, cerita ksatria, dan lain sebagainya.
.
Khayalan, Imajinasi dan Fantasi adalah kata-kata artinya mirip dan hampir susah untuk dibedakan. Kalau mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 5, kata “fantasi” dapat berarti: daya untuk menciptakan sesuatu dalam angan-angan. Arti lainnya: gambar (bayangan) dalam angan-angan; khayalan. 
.
Kalau menurut Gwe sendiri, Fantasi berarti: suatu bentuk, gambaran atau kejadian hasil olah rasa, pikir dan karsa, yang kadang berbeda dengan kejadian nyata dan tidak sesuai dengan hukum alam, baik sedikit maupun keseluruhan. Fantasi bisa saja hanya sesuatu yang ada dalam pikiran, namun apabila dilahirkan, dia bisa berwujud cerita fantasi, novel, komik, animasi, game dan juga film. 
.
Berbagai kisah fantasi bertebaran dari zaman kuno sampai zaman now. Di berbagai format media. Banyak kisah fantasi yang Gwe sendiri udah nikmati seperti majalah Bobo, Donal Bebek, novel Narnia, Harry Potter, The Golden Compass; lalu dalam format video games ada serial Final Fantasy dan berbagai game RPG lainnya; berbagai komik Jepang, seperti Doraemon dan berbagai karya Clamp; komik Barat produksi Marvel dan DC Comics, serial TV Kamen Rider, film-film Hollywood, film kungfu Cina, dan masih banyak lagi. 
.
Dengan berbagai kenikmatan dan keseruan yang tak ada habisnya itu, yang bisa ditemukan dengan mudah di sekitar kita maupun lewat teknologi internet, terkadang malah muncul kegelisahan dan keprihatinan dalam diri Gwe. Dari sisi eksternal, Gwe melihat Indonesia ini adalah negara yang kaya seni budayanya. Kenapa dongeng, legenda, dan kisah kita tidak mendunia? Padahal banyak kisah fantasi yang menarik. Apa masalahnya? Bahasa? Kemasan yang tidak memenuhi standar internasional? Atau promosinya yang kurang? 
Kegelisahan lainnya adalah di sisi internal Gwe sendiri, sebagai penulis ternyata belum fokus membuat cerita fantasi. Memang novel terakhir Gwe “Selestia dan Penjara Teka-teki” bergenre fantasi, dan novel pertama Gwe yaitu “Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial” serta e-book “Ikatan Setan: Banaspati” adalah cerita horor supranatural, yang merupakan salah satu cabang genre fantasi. Namun, tetap saja Gwe merasa ada yang kurang. Karya-karya Gwe itu kurang diterima masyarakat. Memang ada yang membeli atau membaca namun belum banyak, belum masif atau viral. Kenapa seperti itu?
.
Gwe terus menggali dimana akar permasalahannya? Apakah karena tulisan Gwe jelek? Tapi kok bisa terbit? Apakah orang indonesia tidak suka cerita fantasi? Nggak mungkin dong, Harry Potter aja laris manis. Atau apakah karena cerita karya Gwe kurang mengindonesia, sehingga berkesan asing dan kurang diminati pembaca? Atau jangan-jangan Gwe belum konsisten menulis fantasi, sehingga branding Gwe sebagai penulis fantasi belum terbentuk?
.
Bukannya sombong, Gwe udah belasan tahun nulis. Memang jumlah karya maupun waktu nggak selalu bisa dipakai untuk mengukur profesionalisme seseorang. Namun lumrahnya orang yang jam terbangnya tinggi, seharusnya sudah expert, dan rasanya Gwe belum mencapai itu. Jadi mungkin memang masalahnya ada di fokus. Gwe acapkali berpindah genre tulisan. Awal belajar nulis novel, bikin TeenLit yang cerita dan bahasanya cukup ancur. Bahkan mungkin sama sekali nggak menarik ABG pada zaman itu, sehingga hampir semua penerbit menolak. Untung saat itu ada forum internet Pulau Penulis Indosiar. Gwe digembleng oleh suhu-suhu, rekan sesama penulis yang sama-sama belajar, dan juga senior penulis yang sudah menerbitkan buku di penerbit besar seperti Gramedia dan Mizan. 
.
Berikutnya, karena ada order kerjaan dari sebuah PH baru di Semarang, Gwe beralih nulis situasi komedi. Lalu karena terpengaruh oleh kesuksesan buku diary komedinya Raditya Dika yang berjudul “Kambing Jantan”, Gwe ganti nulis non-fiksi komedi; Lalu pada 2016, Gwe beli domain dan posting blog, daftar adsense; lalu Gwe pun mulai tertarik musik elektronik dan utak-atik Digital Audio Workstastion (DAW) FL Studio; kemudian bikin-bikin video YouTube. Semua itu ternyata nggak memuaskan hati Gwe dan juga karena hasilnya ternyata hanya sedikit saja. 
.
Belakangan ini, setelah dipikir dan dipertimbangan, rasanya udah cukup Gwe bermain-main. Ga bisa lagi bikin karya secara acak alias random. Mulai sekarang, Bismillah, Gwe mau memantapkan diri untuk mulai menulis fantasi lagi. Nggak hanya dalam wujud ceritanya, tapi membahas pemikiran maupun pemahaman, konsep atau apapun tentang fantasi. Mengenai format karya, bisa lintas media, seperti blog, novel, YouTube, InstaGram maupun format media baru di masa depan. Gwe hanya bisa berusaha dan bedoa, sekaligus mengharapkan dukungan pembaca dan Anda semua.
Share:

Tuesday, September 25, 2018

Grab Hadirkan Layanan Pengiriman Secara Paralel ke 10 Lokasi Berbeda

Layanan Grab Express sekarang menghadirkan fasilitas pengiriman ke sepuluh lokasi secara bersamaan, alias paralel. Selain itu, biaya cukup terjangkau, yaitu Rp1.600 per Kilometer. Demikian disampaikan perwakilan Grab kepada para pedagang online Kota Semarang dan sekitarnya, serta masyarakat umum yang hadir dalam acara “Gathering Komunitas Online Seller & Kelas Fotografi Produk Online” di Valle Pizza E Resto, Semarang, Selasa malam, 25 September 2018.
.
Lebih lanjut, narasumber menyatakan bahwa fasilitas berikutnya adalah real time checking terhadap posisi barang. Dimana penerima juga bisa tahu posisi barang yang diantarkan kepadanya. Dia bisa memantau. Persyaratan lain tekait barang yang hendak diantar adalah beratnya maksimal 10 Kg, Dimensi volumenya: 50 x 50 x 50, serta jarak maksimal pengantaran 30 Km.
.
Menurut narasumber, layanan Grab Express ini adalah untuk men-support online seller dalam mengirimkan barang, serta sesuai dengan visi misi kota semarang, sebagai kota perdagangan dan jasa. 
.
Usai pengenalan layanan baru Grab Express, acara selanjutnya adalah diskusi tentang komunitas penjual online dengan Ketua Komunitas Bukalapak, Wisnu; Ketua Komunitas Tokopedia, Elsa; dan Perwakilan Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Semarang, Asri. Menurut narasumber, dengan bergabung komunitas, masing-masing orang bisa sharing, belajar dan menyelesaikan masalah bersama. Bisa di resto, cafe atau tempat lain yang enak buat nongkrong. Sedangkan dari Hipmi menjelaskan, sesuai namanya anggota Hipmi kebanyakan adalah anak muda, dan terdapat Hipmi PT di sejumlah perguruan tinggi. Dalam kegiatan ini dibuka sesi tanya jawab, sehingga peserta acara bisa menanyakan apa saja yang relevan. Bertindak sebagai pemandu alias host adalah: Cinofajrin.
.
Acara berikutnya adalah sharing pengetahuan fotografi produk online oleh Tejo Pojokkantor. Sembari memberi materi, hadirin juga dipersilakan melaksanakan praktek foto produk di sini. Di tempat acara sudah disediakan dua buah kotak mini studio, yang dilengkapi lampu untuk foto produk.  
.
Di sela-sela acara diumumkan dan diserahkan undian doorprize, sehingga perhatian hadirin cenderung lebih ke arah hadiah daripada fokus materi. Sejumlah hadiah yang dibagikan adalah: Saldo OVO Rp50rb, Saldo OVO Rp100rb, tumblr, dan grand prize HP Oppo F9.
Share:

Monday, September 24, 2018

Mengenalkan Blog Pada Pemuda-Pemudi NU

Untuk yang ketiga kalinya Gwe diundang sebagai narasumber materi kepenulisan. Kali ini untuk mengisi kegiatan “Ngaji Jurnalistik dan Blog” alias “Ngajurblog” yang diadakan oleh PC IPPNU Kendal. Pada kesempatan pertama dan kedua, yang mengundang Gwe adalah Forum Mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi Undip, dan kontennya lebih ke penulisan buku. Rada dadakan permintaan jadi narasumber acara kali ini karena nggak nyampe seminggu dikasih tahunya.
.
Awalnya, beberapa minggu sebelum pak Rudi, aktivis NU yang Gwe kenal saat acara menginap di Pulau Tiban, Patebon Kendal memang pernah ngontek meminta Gwe jadi narasumber acara di Kendal, tapi belum jelas materinya apa dan kapannya. Lalu beberapa waktu kemudian mas Jamal, pemilik Warnet Panda yang pernah berjaya pas awal kemunculan internet sekitar tahun 2000an, ngontek Gwe tentang adanya acara Ngajurblog. Ternyata mas Jamal dan pak Rudy dalam komunitas yang sama. Yaudah Gwe sanggupin meskipun agak kaget karena harinya udah deket.
.
Selain Gwe yang akan jadi narasumber adalah adik kelas SMA Gwe sekaligus Suhu Blog AdSense, Heri TL. Selanjutnya Gwe dihantarkan untuk berkomunikasi dengan salah satu panitia, yaitu mba Nirma untuk lebih tahu detil acara. Dari situ gambaran acara yang Gwe dapet adalah, Gwe akan mengenalkan tentang apa itu Blog, sedangkan pak Heri akan membahas mengenai peluang blog dengan penghasilan melalui AdSense.
.
Kegiatan dilaksanakan pada Minggu, 2 September 2018. Lokasi di SMK Az Zahro, Pegandon. Walaupun belum pernah ke sana, setidaknya Gwe dikasi ancer-ancer oleh panitia. Dari rundown, acara sebenarnya berlangsung dari pagi, dimulai materi jurnalistik oleh narasumber wartawan, dilanjut materi tentang hukum, lalu slot untuk Gwe dan pak Heri TL isi adalah setelah makan siang.
.
Pas nyampe sana, Gwe nggak langsung ketemu mba Nirma. Nunggu dulu dengan panitia lain. Gwe baru tahu ternyata narasumber kedua belum hadir. Awalnya panitia bilang kalau Gwe aja yang isi materi dulu, namun karena pasangan Gwe, Pak Heri TL juga belum dateng, dan gak lama kemudian narasumber kedua udah dateng, akhirnya Gwe pun ngalah.
.
Pas ketemu mba Nirma, Gwe malah diajak menemui pimpinan SMK Az Zahro sekaligus pondok, yaitu Gus Albab. Di sana rupanya sudah ada tamu lain, yang kemudian Gwe kenal sebagai narasumber pertama yang ngisi materi jurnalistik. Ternyata dia adalah wartawan Radar Semarang yang bertugas di Biro Kendal, namanya mas Budi Setiawan. Kita bertiga agak lama ngobrol, bahkan sekalian makan siang di tempat. Gwe pikir gak papa lah ngisi waktu sembari narasumber dua tampil.
.
Nggak lama kemudian ada yang ngabari kalau pak Heri TL udah dateng. Jadilah Gwe buru-buru beres-beres, kemudian pamitan sama Gus Albab dan mas Budi. Sampai di ruang tunggu Gwe sempet sedikit chit chat ama pak Heri, tapi nggak lama karena ada panggilan masuk untuk mengisi acara di sana.
.
Gwe lihat peserta masih-masih muda, umurannya sekitar anak SMA sampai dengan kuliah. Kebanyakan putri, yang merupakan anggota IPPNU, dan yang putra ada beberapa dari perwakilan IPNU. Gwe pun mengawali memberi materi perkenalan Blog. Gwe menjabarkan dari powerpoint yang udah Gwe siapkan. Nggak lama sih, mungkin lima belas menitan. Lalu materi selanjutnya adalah dari pak Heri yang menjabarkan materi lebih lama. Kemudian acara dilanjutkan sesi tanya jawab. Sejumlah peserta cukup terpancing dan bertanya tentang peluang ekonomi yang bisa didapatkan dari blog. Beberapa yang lain sudah pernah ngeblog, tapi belum bisa konsisten. Meskipun terlihat lelah, karena mungkin sudah seharian mendapat materi, mereka cukup antusias. Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama.
.
Meskipun di sini peran Gwe adalah sebagai narasumber, Gwe juga mendapat pengetahuan baru. Jadi sedikit mengenal tentang organisasi pemuda-pemudi NU, Gus yang membina mereka, dan juga kenalan baru wartawan. Gwe termasuk yang percaya, berbagi hal yang positif dan silaturahmi akan membawa akibat yang baik pada kita. Entah untuk saat ini atau masa yang akan datang.
Share:

Sunday, September 23, 2018

Menjual Destinasi Wisata dengan Cerita

Sumber: WikiMedia
Banyak diberitakan di media, kenaikan kunjungan wisatawan ke pulau Belitung sebelum dan sesudah adanya novel dan film “Laskar Pelangi” mencapai lebih dari 100%. Secara alam, pulau ini memang sudah menarik, dari lautnya yang jernih, pantainya yang indah, lalu mungkin ditambah pengelolaannya yang baik, sehingga tempat ini memiliki nilai jual. Namun keberadaan pulau Belitung tidak akan banyak dilirik orang, bila tidak dikenal atau ada yang mempopulerkannya.
.
Umumnya untuk mengenalkan suatu destinasi wisata ke luar daerahnya sendiri adalah dengan menggunakan media seperti brosur, pamflet, baliho dan yang agak kekinian: video profil. Selain itu dari pihak pemerintah daerah atau biro wisata juga bisa mengikuti expo atau pameran. Namun, wisata pantai dan wisata gunung sebenarnya adalah sesuatu yang jamak di Indonesia. Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alamnya. Nggak hanya satu wilayah saja yang punya, tersebar di berbagai tempat. Nah, kira-kira apa yang bisa menjadikan salah satu destinasi wisata dilirik dan memiliki kekhasan?
.
Mitos, legenda, sejarah atau cerita bisa menjadi salah satu daya tarik orang untuk mengunjungi suatu tempat. Contoh “Cerita” yang terjadi secara alamiah adalah yang terjadi di Arab Saudi. Sejarah dakwah Islam, titik-titik tempat ibadah bersejarah, dan ibadah umroh, menjadikan Arab Saudi dikunjungi masyarakat dari berbagai belahan dunia. Begitu juga Bali. Di negara yang mayoritas penduduknya moslem, keberadaan pulau Bali, selain dari sisi alamnya yang indah, juga memiliki banyak tempat ibadah pura, ritual keagamaan seperti tari-tarian, berbagai upacara dan bentuk lain, menjadikan tempat ini terlihat khas dan memancing orang untuk berkunjung.
.
Sumber: BeritaSatu.com
Bagaimana dengan cerita fiksi atau rekaan? Dapatkah memancing orang untuk datang ke suatu destinasi wisata? Menilik dari apa yang terjadi dengan Pulau Belitung, ”Cerita” bisa jadi salah satu cara untuk mempromosikan suatu destinasi wisata untuk menjadi sasaran kunjungan masyarakat dari luar daerah, bahkan dari luar negeri. Tentu saja, tidak semua hal di novel/film “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata ini adalah fiksi. Keberadaan PN Timah, SD Muhammadiyah, kondisi alamnya yang indah adalah nyata. Orang cenderung ingin mendapatkan pengalaman nyata dari apa yang dia baca atau tonton. Contoh lainnya adalah dengan adanya film “Ada Apa Dengan Cinta 2” orang jadi tahu tentang Gereja Ayam (aslinya adalah tempat ibadah yang menyerupai bentuk merpati) di Magelang, Cafe di Jogja, dan berbagai destinasi lain yang dimunculkan di film ini.
.
Don Kardono, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media, Kementerian Pariwisata juga menyetujui hal ini. Saat pertemuan komunitas Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Jawa Tengah (Jateng) di Pasar Tinjomoyo, Semarang, Don mengungkapkan tentang cerita Hachiko, anjing yang setia menunggui majikannya di Stasiun Shibuya. Padahal majikannya itu sudah meninggal. Cerita Hachiko ini menginspirasi banyak orang tentang kesetiaan dan membuat orang tertarik mengunjungi Stasiun Shibuya. Bahkan dibuatkan patung Hachiko di tempat ini.
.
Sumber: merahputih.com
Hubungan antara novel “Laskar Pelangi” dengan kenaikan kunjungan wisata ke Pulau Belitung sebenarnya adalah sesuatu yang organik, terjadi alamiah, bukan settingan. Namun hal tersebut dapat diilmiahkan, alias dicontek polanya untuk destinasi wisata lain. Ciptakan sebuah cerita fiksi menarik, yang dikombinasikan dengan kondisi alam, budaya, dan seni dari suatu destinasi yang ingin anda angkat. Namun tentu saja, fiksi di sini tidak berarti anda harus mengarang suatu ritual peribadatan, karena hal tesebut akan menjadi isu yang sensitif. Alih-alih destinasi akan menjadi tempat yang asyik dikunjungi, malah akan menimbulkan perselisihan di masyarakat. Mengambil dari mitos atau legenda masih wajar, asal tidak yang mengarah ke hal-hal yang syirik atau menyekutukan Tuhan. Format media tidak masalah apapun bentuknya, bisa: novel, film, liputan, musik, apapun. Sosialisasikan atau promosikan lewat berbagai media, baik cetak, elektronik, online maupun media sosial. Ajak masyarakat sekitar, pemandu wisata, dan komunitas, seperti Genpi, Pokdarwis, seni dll. untuk membantu menyebarkan informasi yang sudah dibuat dan dikemas dengan baik. Selamat mencoba!
Share:

Saturday, September 22, 2018

Film Wiro Sableng 212, Miskin Komedi, Kaya Aksi

Copyright: 21Cineplex.com
Sebelumnya Gwe peringatin jangan dibaca buat yang nggak mau spoiler atau belum nonton filmnya!
.
Selain dari memerhatikan judulnya, ketika ngelihat teaser film Wiro Sableng yang menunjukkan karakter “Dewa Tuak” menyatakan bahwa “Gurunya Gendheng, Muridnya Sableng!” bikin Gwe berharap film eksyen jagoan ini banyak komedinya. Tapi nyatanya Gwe salah. 
.
Film Wiro Sableng emang udah agak lama dirilis, yaitu akhir Agustus 2018, namun Gwe baru berkesempatan nonton kemaren Rabu, 19 September 2018, dan bukan di Semarang melainkan di XXI Plaza Atrium Senen, Jakarta. Kebetulan kan Gwe lagi ada tugas mendampingi wisuda terpadu taruna PIP Semarang. Ada satu hari luang Gwe manfaatin buat service lensa kamera yang error di Pasar Baru, lanjut nonton film bareng temen kantor, pak Samsul. 
.
Film tayang jam 15:20, dan Gwe telat dikit, namun gak mengurangi pengetahuan film.  Cerita dibuka mengenai asal mula Wiro menjadi murid pendekar wanita Sinto Gendheng. Wiro berhasil diselamatkan oleh Sinto Gendheng dari Mahesa Birawa, seketika setelah pria itu membunuh orangtua Wiro, dan membakar rumah mereka.
.
Tone cerita di awal kalem, tentang bagaimana Wiro digembleng gurunya, hingga akhirnya dia dianggap sudah cukup mumpuni dan layak dilepas ke dunia luar. Sinto Gendheng meminta Wiro untuk menangkap Mahesa Birawa, yang ternyata adalah muridnya yang berkhianat. Gwe berharap di sini akan banyak dialog gokil antara Wiro dan gurunya, namun ternyata enggak. Mereka emang sempet ketawa-ketawa, tapi bukan yang lucu asyik gitu.
.
Dalam adegan-adegan selanjutnya pun Gwe kesulitan menemukan unsur komedi di film ini. Santiko alias Bujang Gila Tapak Sakti, sidekick-nya si Wiro yang dikenalnya saat menyelamatkan Putri Rara Murni, mungkin disiapkan untuk menjadi karakter komedik. Dia kadang kentut dan jadi lawan bertengkarnya Wiro. Kalau begini, paling jauh bikin Gwe senyum, alih-alih ketawa ngakak. Pengarang komik Wiro Sableng, Bastian Tito sempet muncul juga sebagai cameo. Mungkin biar lucu, tapi buat yang ga begitu kenal dia, jadi terasa agak garing, tapi saat Stan Lee muncul di film-film Marvel sebenernya garing juga sih.
.
Di sisi lain, aksi perkelahian di film ini cukup seru. Dari awal saat orangtua Wiro harus berkelahi dengan Mahesa Birawa, penonton sudah disuguhi adegan silat yang ciamik. Gerakan dan jurus-jurusnya cukup variatif. Konsistensi gerakkan bahwa Wiro dan Mahesa adalah satu guru, bisa dipertahankan. Penggunaan senjata maupun properti lain untuk membantu bertarung cukup aplikatif. Hanya saja ada kurangnya juga. 
.
Mungkin karena udah terbiasa nonton film Hollywood, Gwe lihat tidak terjadi keseragaman kemenangan pada salah satu pihak. Kalau di film barat, lakon kalah, umumnya kalah semua. Sebaliknya saat antagonis kalah, ya bareng juga. Namun di film ini ada satu waktu, Raja Kamandaka menang melawan musuh, namun di saat bersamaan Wiro kalah dari Mahesa Birawa. Karena itu harus ada tambahan waktu untuk mereka bertarung lagi. Selain itu ada juga adegan dimana Wiro kehilangan kapaknya, entah gimana caranya kok ngga ada di tempat penyimpanannya di balik baju Wiro. Kurang masuk akal ilangnya. Trus kapak itu tiba-tiba bisa muncul lagi saat Wiro lagi semangat-semangatnya bertarung.
.
Yah, walaupun ada sejumlah kekurangan di film ini, secara keseluruhan Gwe cukup terhibur. Secara sinematik, setting cerita maupun CGI-nya cukup memanjakan mata. Adegan bertarungnya pun oke. Hanya saja, Gwe berharap, semisal ada film lanjutannya, penulis atau tim skenario bisa memperbanyak adegan dan dialog yang cerdas namun lucu. Selain itu, perlu juga membuat semacam alur cerita tiga babak, ada pengenalan, klimaks dan resolusi. Bisa dirapikan lagi kapan para jagoan kita kalah, kapan akan bangkit dan menang. 
.
Bagaimanapun Gwe ucapkan selamat atas dirilisnya film Wiro Sableng, Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Kita belum banyak punya fim tentang superhero lokal Indonesia yang khas dan cukup membanggakan. Film ini laksana oase untuk memenuhi kebutuhan film eksyen karya anak negeri. Mungkin inilah titik kebangkitan film superhero Indonesia.
Share:

Friday, September 21, 2018

Via Vallen Gelorakan Semangat Nasionalisme di Pelantikan Terpadu Perwira Transportasi 2018

Dalam kemeriahan Upacara Pelantikan Terpadu Perwira Transportasi 2018 di Lapangan Silang Selatan Monas Jakarta pada Kamis, 20 September 2018, pedangdut yang lagi ngehits, Via Vallen hadir dengan lagu-lagu kebangsaan untuk memberikan hiburan dan semangat nasionalisme.

Via muncul di panggung utama tempat pasukan korsik, usai penampilan kolaborasi Rampak Kendang dan Tari Kolosan yang diiringi Drumband Taruna Sekolah Tinggi Kementerian Perhubungan. Cewek dari Jawa Timur itu tampil dengan baju ala perwira, sekilas mirip Pakaian Dinas Upacara (PDU) warna putih lengkap dengan topi pet taruni. Namun ngga seperti para perwira yang dilantik, epolet yang dikenakannya balok lima dan bawahannya berupa rok.

Awal penampilan Via menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”, kemudian “Gebyar-gebyar”, dan “Bendera” karya band “Coklat”. Selanjutnya Via dikawal menuju mimbar untuk berduet bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyanyikan lagu “Meraih Bintang”, theme song Asian Games 2018. Para lulusan dan tamu undangan berebut mengabadikan momen ini dengan ponsel dan kamera.

Selanjutnya Via kembali ke panggung utama dan menyaikan lagu-lagu dangdut hits, seperti “Bojo Galak”, “Sayang”, dan lain sebagainya. Di sini para lulusan dan tamu undangan mulai ikut bergoyang dan bernyanyi.

Dalam Upacara ini,  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mewakili Presiden yang berhalangan hadir, bertindak sebagai Inspektur melantik 2.472 orang dari 17 sekolah transportasi di bawah Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kementerian Perhubungan, matra darat, laut dan udara se-Indonesia. Menteri Luhut dalam sambutannya berpesan kepada para lulusan yang dilantik untuk tidak puas diri, mengembangkan terus kemampuan dan pengetahuan, memupuk sikap profesionalisme, serta menjalin komunikasi dan kerjasama sebaik-baiknya dengan sesama alumni untuk memperkuat nasionalisme dan semangat kebangsaan dimanapun bertugas. 

“Dimanapun saudara bertugas dan berkarya, di bidang transportasi lakukan: budaya melayani, budaya keselamatan, budaya kerja keras. Jadilah Anda perwira transportasi yang berkarakter, bukan hanya perwira yang berilmu, tapi juga mempunyai integritas dan harga diri. Jangan pernah kau khianati alamamter dan negaramu, NKRI,” pesan Menteri Luhut.
Share:

Thursday, September 20, 2018

Santai Nongkrongin Tim T JKT48

Selasa, 18 Agustus 2018 adalah kali kedua Gwe dateng ke pertunjukannya JKT48. Cerita tentang pengalaman pertama Gwe nonton JKT48 dua tahun yang lalu ada di tulisan ini.

Kebetulan lagi ada tugas kantor di Jakarta, ada waktu luang selesai kegiatan, Gwe manfaatin aja untuk ke JKT48 Theater di f(x) Sudirman. Hiburan lain kayak bioskop, cafe dan semacamnya ada juga di Semarang. Jadi ngapain Gwe dateng ke tempat serupa di ibukota. Mending cari yang nggak ada.
.
Kalau pada pengalaman pertama dulu Gwe datang hari Minggu dan harus ngantri panjang, kali ini Gwe dateng hari Selasa. Harapannya sih karena bukan Weekend, enggak crowded. Gwe dateng telat karena selesai kegiatan menjelang Maghrib, baru nyampe hotel jam 18, makan dulu, sholat, beres-beres, sehingga Gwe nyampai teater jam setengah delapan malem, dari yang mestinya batas masuknya jam 19:00.
.
Nyampe di teater, acara jelas udah dimulai, tapi ternyata loket masih buka. Jadi Gwe bisa beli tiket on the spot, tanpa harus mengikuti sistem Bingo. Namun sayangnya ga boleh langsung masuk petugas. Penonton yang dateng ga sesuai jadwal bisa masuk pas sesi MC. Gwe dibilangin sama cowok kuliahan penggemar yang lagi nongkrong di luaran. Dia nampak sudah pengalaman. Dia pun cerita kalau lagi bosen abis kuliah mampir ke sini, daripada cuman di kos maen hape. Jadi Gwe pun nunggu lama sampai sekitar setengah jam baru bisa masuk. Ternyata maksudnya sesi MC itu pas para anggota JKT48 yang manggung lagi ngobrol.
.
Terus terang Gwe ga ngefans khusus sama salah satu personil JKT48 ataupun timnya. Jadi random aja, menyesuaikan jadwal show yang tersedia. Pas Gwe dateng yang tampil adalah “Tim T” dengan tema “Dewi Theater”, dan.. Gwe sama sekali ga tau siapa aja personilnya. Sebodo amat, yang penting mereka asyik, cantik dan menarik.
.
Karena masih banyak kursi kosong, jadilah Gwe ambil salah satu. Buat Gwe lebih nyaman nonton sambil duduk, kecuali kalau pengin ikut nge-dance. Gwe perhatiin penonton rata-rata cowok, ada juga bapak-bapak yang usianya di atas Gwe. Lalu di belakang agak samping ada tempat khusus penonton yang ada pembatasnya. Gwe baru tahu kemudian kalau itu kursi VIP. Lalu di bagian paling belakang ruangan, ada sejumlah petugas visualisasi dengan laptop, rata-rata Mac. Kemudian ada sejumlah laki-laki bertampang sangar berkaos hitam, yang Gwe duga adalah para petugas security di sejumlah titik di sudut-sudut ruangan.
.
Seperti pertunjukkan teater lainnya, suasana gelap. Sejumlah spotlight dan lampu warna-warni nampak menggantung di langit-langit. Lalu seperti pengalaman nonton sebelumnya, di sini para personil JKT48  juga tampil bernyanyi (atau lipsync) dan menari dipercantik dengan visualisasi sebagai background, beberapa kali ganti kostum, serta diselingi ngobrol dan becanda. Beberapa menit sebelum jam 9, mereka “ngumpet” di belakang panggung. Setelah para fans berseru “ankoru” alias “encore” alias minta tampil lagi, para personil JKT48 pun muncul dengan lebih enerjik mengenakan kostum baru. Sebelum membawakan lagu terakhir salah satu personil menyampaikan pamitan, dan sejumlah pesan seperti untuk tertib, tidak memberikan hadiah dan seterusnya.
.
Karena duduk di sisi kiri, Gwe termasuk yang awal menuju pintu keluar. Namun kami harus menunggu beberapa menit. Tentu saja para personil tim T harus memposisikan diri berderet untuk memberikan salam sampai jumpa lagi pada penonton yang hendak pulang. Begitu pintu dibuka, penonton dan idolanya langsung melakukan tos sambil berjalan cepat. Waktunya singkat sekali, kayak rombongan semut yang bertemu muka. Para penjaga mengawasi dan segera bertindak kalau ada yang kelamaan berhenti.
.
Begitu keluar, suasana Mall udah mulai sepi, namun belum tutup. Meskipun tadi sebelum Maghrib udah makan, perut ternyata mulai keroncongan lagi. Jadilah Gwe mampir untuk makan di Pepper Lunch. Keunikan di resto ini adalah, sejumlah masakan ditaruh di atas hotplate. Kali ini Gwe pesen nasi salmon dan daging sapi, lupa istilahnya apa, Gwe ga fotoin menunya.
.
Karena udah mulai ngantuk, tentu saatnya balik. Jadi Gwe siapin aplikasi ojek online. Kalau nginget-nginget perjuangan naik Gojek motor ke sini tadi, rasanya males ngemotor lagi di jalan raya ibukota. Macet padet, nyelip diantara roda 4. Duh, deg-deg syur banget ga sih. Tapi berhubung udah malem, Gwe berharap jalanan udah lumayan luang, jadi bisa lebih lancar.
.
Namun, di pintu depan, langkah Gwe terhenti. Pandangan Gwe menangkap tiga sosok cewek belia lagi jalan keluar Mall. Trus cowok-cowok yang nongkrong di cafe depan bisik-bisik, Gwe kayaknya dengar istilah “wota”. Waah, jangan-jangan ketiga cewek itu personil Tim T JKT48. Setelah Gwe perhatiin baik-baik, ternyata iya, yang dua imut dan salah satu yang tinggi yang Gwe inget banget tadi pada tampil. Tentu aja, Gwe belom apal nama-nama mereka. Gwe jepret dikit dah pake hape, walaupun gambar hasilnya gak sempurna. Sebagai artis, baju yang mereka kenakan nampak cantik dan baru, meskipun dengan gaya casual. Ketiganya masuk ke Taxi Blue Bird yang nyamperin. Belum pengin beranjak, meskipun aplikasi ojek online Gwe dah aktif, lewat lagi dua personil JKT bawa nasi kotak dan maen hape. Gwe perhatiin sekilas, tapi nggak nungguin sampai mereka dapet mobil. Ada kesempatan nyamperin, tapi sungkan. Yaudah, akhirnya Gwe pilih pulang.
Share:

Wednesday, September 19, 2018

JKT48 Idolaku

Presiden Jokowi atau Prabowo boleh punya fans fanatik, yang selalu berdebat dan gaduh di Media Sosial, namun profesi seniman atau artis sudah memiliki penggemar sejak zaman dahulu. Salah satunya adalah JKT 48, yang merupakan girl band yang merupakan adopsi dari sistem AKB48 dari Jepang.

Sekitar tahun 2010-2011 keberadaan kelompok penyanyi yang ngedance, GirlBand – BoyBand mulai naik lagi. Masyarakat mengenal nama-nama grup idol seperti 7icons, Cherrybelle, SMASH atau Coboy Junior. Yang membedakan JKT48 dengan grup idol lainnya adalah sistemnya yang berasal dari Jepang. Pengetahuan Gwe tentang ini nggak terlalu mendalam. Setahu Gwe ada suatu idol company yang membuat audisi, mengumpulkan cewek-cewek remaja usia SMP sampai kuliah untuk dijadikan grup idol. Inti utamanya mereka bisa nyanyi, nari, trus mungkin ngemci, membawa diri dengan baik di depan para penggemarnya. Bahkan mereka punya banyak istilah khusus, yang beredar di kalangan fans, seperti Wota dan entah apa lagi Gwe nggak terlalu paham.

Tahun 2016 saat kerja kembali di Jakarta, Gwe berkesempatan maen ke f(x) Sudirman, sebuah fashion mall. Gwe kayaknya pernah denger soal ini, tapi baru ngeh tentang keberadaan JKT48 Theater di sini. Jadi kan selain tampil di TV, JKT48 juga memiliki semacam teater, tempat dimana mereka manggung dan ditonton. Nah, karena gak punya pengalaman, Gwe tahunya ya kalau mau nonton mereka tinggal dateng ke teater sesuai jam manggung, bayar, masuk, udah masuk sesimpel itu. Eh, nggak tahunya ada semacam sistem dimana fans diarahkan untuk menjadi anggota resmi penggemar idol dengan berbagai gimmick yang dibikin asyik untuk mereka. Termasuk salah satunya tentang cara nonton penampilan JKT48 di teater. Jadi yang Gwe tangkep adalah kalau mau nonton harus bayar dulu secara online, nanti masuknya diundi biar dapet tempat duduk paling depan, trus resikonya beli tiket dadakan adalah nggak dapat tempat duduk alias berdiri. Dan itu yang Gwe alamin ketika nonton pertunjukkan JKT48 pertama kali.

Seru! Adalah kesan yang Gwe dapatkan ketika nonton penampilan JKT48 secara live. Para idol itu bergerak secara energik, menyanyi dan mungkin lipsync, serta menari. Di sesi jeda, ada kegiatan ngobrol, anggota JKT48 cerita-cerita ringan yang lucu dan kadang absurd, serta menyapa para fasnya. Ternyata jumlah personil yang tampil nggak full 48 orang seperti nama grup, namun mereka terbagi jadi beberapa tim, yaitu tim J, tim K, dan tim T, serta JKT48 Academy buat yang masih belajar. Kayaknya sih begitu, Gwe belum paham banget. Di seusia remaja belia ini pas banget buat JKT48 menularkan semangat, khususnya kepada para penggemarnya. Walaupun bukan fans sejati, Gwe belajar di sini bahwa seorang public figure, nggak hanya artis, bisa juga akademisi, ilmuwan maupun politisi semestinya memberikan virus yang positif kepada para penggemarnya. Bukan menyebar hoax atau menyebarkan black campaign.
Share:

Tuesday, September 11, 2018

Sate Klathak Jogja, Sate Kambing Nomor Satu di Alam Semesta

Meskipun terkesan lebai, namun begitulah yang Gwe rasakan. Sejak makan Sate Klathak di salah satu warung di Jogja, sate kambing lainnya tak terasa seenak dulu lagi.
.
Jadi ceritanya kan Gwe sedang mengikuti diklat Applied Approach di UNY Jogja. Salah satu bekal biar bisa jadi dosen. Nah salah satu temen Gwe, rombongan dari Semarang ulang tahun. Namanya ihrof, dan Gwe biasa panggil dia dengan awalan mas. Kita nih rombongan diskusi dimana ya enaknya Ngerayain ultahnya mas Ihrof. Kayaknya tadinya mo ke warung istrinya Djaduk Ferianto, lupa juga apa namanya, tapi nggak jadi. Gwe ga inget siapa yang ngusulin, tercetus untuk ke Sate Klathak. Memang pernah sebelumnya Gwe nonton di acara liputan salah satu TV swasta tentang Sate Klathak yang dijual di tengah pasar.
.
Dari tayangan TV informasi yang didapat adalah sate klathak merupakan sate kambing yang ditusuk dengan jeruji besi, jadi panasnya meresap dan bertahan di dalam daging. Dari situ Gwe pun tertarik untuk nyicipin.
.
Dari sekian banyak pilihan warung Sate Klathak akhirnya pilihan kita jatuh ke Sate Klathak Pak Pong yang ada di daerah Imogiri, Bantul. Seingat Gwe kita ngelewatin stadion yang nyala lampunya terang banget saat itu, terlihat dari luar. Dugaan sedang ada pertandingan. Balik ke bahasan Sate Klathak, sampai di tempat, kita lihat warung cukup luas, tempat makan ada di sisi kiri dan kanan jalan.
.
Kita pun pesan. Ternyata antreannya panjang, kita menunggu sampai sekitar satu jam atau lebih. Lalu muncullah pesanan. Ternyata per porsinya dua tusuk daging kambing dengan potongan tebal, dan cukup rapi bentuknya. Apakah cukup? Setelah Gwe makan, porsi segitu emang udah pas. Sate Kambing ini tanpa dikasih bumbu kecap pun sudah enak. Gak kayak sate kambing lainnya yang kayaknya tak bisa dipisahkan dengan kecap. Setelah Gwe balik ke Semarang. Kayaknya kok ga ada lagi sate kambing yang enak di sini. Mungkin Gwe salah sih, belum nemu aja. Tapi yang pasti di lidah Gwe Sate Klathak adalah Sate Kambing ternikmat yang pernah Gwe makan, seolah nomor satu di dunia bahkan mungkin alam semesta.
.
Selain di pak Pong, Gwe juga coba Sate Klathak pak Bari. Warungnya cuman buka malam, di area pasar yang jam kerjanya pagi, dan saat sore malam bisa dipakai jualan sate. Mungkin warung pak Bari ini yang pernah Gwe lihat liputannya di TV Swasta? Jumlah porsi sama 2 tusuk. Ownernya ramah dan ngajak ngobrol pengunjung. Kadang foto-foto juga, yang kata pak Bari buat IG-nya. Namun ada bedanya Sate Kambing dari pak Pong, yang pertama adalah bentuk daging sate. Punya pak Bari tidak dipotong kotak, melainkan seperti sayatan daging. Jujur Gwe lebih suka yang dipotong tebal seperti kubus. Yang lainnya lagi ada Sate Klathak seberang Hotel Borobudur, deket banget ama penjual layanan travel antar kota Day Trans. Rasanya oke juga, tapi Gwe ogah pake kecap.
.
Sate kambing dengan tusukkan jeruji besi alias Sate Klathak menjadi fenomena khusus di Jogja. Rasanya kurang banget kalau kamu dari luar kota nggak nyicipin kuliner satu ini, kecuali kalau kamu memang ada pantangan darah tinggi atau penyakit lainnya.
Share:

Monday, September 10, 2018

Sate Kambing Muda Tegal Balibul

Sate daging kambing memang ada dimana-mana, namun masakan dan penyajiannya di daerah tertentu ternyata khas. Contohnya yang ada di daerah Tegal dan Slawi. 
.
Gwe inget pas pertama ikut rombongan monitoring angkutan lebaran Menteri Perhubungan zamannya pak Jusman Syafiin Djamal. Waktu itu rombongan makan Sate Kambing di Tegal yang katanya khas. Tapi saat itu Gwe belum ngeh. Baru belakangan ini Gwe tahu kalau sate kambing Tegal yang terkenal ini karena dagingnya adalah berasal dari kambing muda usia di bawah lima bulan disingkat balibul, dan ada juga yang usia kambingnya di bawah tiga bulan alias batibul.
.
Kalau dipikir-pikir, masak iya sih produksi daging kambing usia semuda itu bisa tiap hari ada dan dikonsumsi? Gwe belum menyelidiki lebih lanjut, namun branding sate khas Tegal atau Slawi adalah Balibul.
.
Ada beberapa warung yang terkenal misalnya Haji Alwi. Gwe sendiri gak tahu mana yang paling enak, tapi sejauh ini Gwe coba cukup mak nyus. Bahkan yang tadi Gwe makan di warung kecil dekat stasiun Tegal juga cukup nikmat. Pas panas karena abis dibakar, dan nggak gosong. Itu menurut Gwe salah satu kekhasan sate balibul. Kalau pilihan sih, ada sate khusus daging dan ada yang campur. Untuk yang campur, daging kambing diselang-seling dengan hati atau jeroan lain dan gajih. 
.
Sate Balibul, recommended banget buat kamu yang suka dan boleh makan daging Kambing Muda dan lagi ada di Tegal atau Slawi.

Share:

Sunday, September 9, 2018

Stasiun Slawi dan Ojek Pangkalan

Karena Ga Ada Foto Stasiun Slawi, Ambil dari Stasiun Tawang
Untuk kesekian kalinya Gwe pergi ke Slawi, Kabupaten Tegal. Kali ini untuk menghadiri Akad Nikah keponakan Gwe, putri dari mbak Narti, kakak sepupu Gwe dari Almarhumah Budhe Kiptiyah. Bertempat di daerah Dukuh Salam pada Minggu, 9 September 2018.

Beberapa waktu belakangan ini Gwe ke Slawi atau Tegal. Ada yang urusan kantor seperti menghadiri kegiatan Menteri Perhubungan, kemudian Diklat Pengabdian Masyarakat bidang Transportasi Laut. Untuk urusan pribadi seperti mengunjungi Almarhumah budhe Kip yang saat itu sedang sakit, lalu resepsi nikah keponakan-keponakan.

Bedanya untuk kali ini Gwe memilih moda transportasi Kereta Api dengan tujuan kedatangan Stasiun Slawi. Yang sudah-sudah lewat jalan darat atau turun di Stasiun Tegal. Memang Gwe belum lama tahu kalau di Slawi ada Stasiun. Berhubung lebih dekat ke lokasi acara Gwe pilihlah tujuan ini.

Gwe sebenarnya udah tahu bahwa di titik hubung transportasi, entah itu bandara atau stasiun (kalau terminal Gwe kurang paham), selalu saja ada masalah antara taksi atau ojek pangkalan dengan penyedia transportasi online. Kendaraan pangkalan maunya ojol nggak boleh menjemput penumpang di sekitar bandara atau stasiun. Di situ dimaksudkan agar calon penumpang langsung memilih mereka, dibandingkan harus berjalan dulu ke luar titik hubung transportasi. Mungkin inilah solusi paling fair sesuai dengan kesepakatan antar mereka. Karena bagaimana pun, masyarakat cenderung akan memilih transportasi online dengan segala keunggulannya.

Nah, yang Gwe nggak tahu adalah di Stasiun Slawi ini, aturan nggak tertulis ini sepertinya kurang disepakati. Jadi kan Gwe udah order online. Pengendara meminta Gwe berjalan keluar ke titik yang dirasanya aman dari Opal alias ojek pangkalan. Gwe pun jalan ke sana, namun nggak tahunya pas kita dah ketemu muka, Opal menghadang. Sempat nyaris ribut dan Ojol pun mengalah. Tarif pembayaran Ojol sesuai yang tertera di aplikasi adalah 8rb, sementara Opal menawarkan tarif 20rb untuk jarak sekitar 4 km ini. Daripada ribut, Gwe juga ngejar waktu, dan demi keamanan si Ojol, Gwe pun bersedia naik Opal dengan negosiasi tarif menjadi 15rb.

Dalam perjalanan, Opal curhat bahwa aplikasi online merusak segalanya. Mungkin maksudnya lebih khusus ke aplikasi transportasi online dan dia juga menyalahkan pimpinan negara karena tidak menindak mereka.

Sebenarnya masalah ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, hingga muncul kericuhan dan juga menimbulkan korban jiwa. Suatu konsep atau sistem yang baru acapkali menggeser atau bahkan menghilangkan kondisi lama. Keadaan ini disikapi dengan berbagai macam, ada yang membiarkan, ada yang menyesuaikan dan ada juga yang berusaha menghalangi. Namun perkembangan zaman tidak bisa direm. Dunia dan perubahan bergerak dinamis. Kalau diam saja akan terlindas atau memaksakan aksi kekerasan. Tak hanya teknologi yang berkembang, penggunanya pun harus menyesuaikan, bisnis berubah, termasuk juga dari sisi regulator harus mengantisipasi, membuat aturan main win win solution bagi semua pihak, serta selalu mengevaluasi penerapan kebijakan dan penerapannya di lapangan. Tak pernah ada yang sempurna itu pasti. Gesekan selalu terjadi, namun intinya adalah bagaimana membuat semua orang dapat jatah makan.
Share:

ASUS ROG Strix G dan ROG Strix Scar, Laptop Handal untuk Game Enthusiast

Kokoh, namun tetap stylish, begitu impresi saya begitu melihat tampilan luar dari laptop ROG Strix G 16 dan ROG Strix Scar 18 . Kedua laptop...

Labels

Blog Archive

Blogger templates

Udah pernah diliat

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Support Blogger Perempuan

Text

Profil

My photo
Halo Dunia, Salam kenal, saya Yozar. Penulis novel dan artikel ilmiah yang masih terus belajar. Kadang-kadang juga ngeblog. Selamat datang di realitas saya.