Cinta Lama Bersemi Kembali: Musik, Kepenulisan, & Menerbitkan Buku Secara Mandiri
Memang benar sejak awal tahun ini aku menyatakan bahwa tahun ini bakal menjadi a musical year for me. Tahun dimana aku lebih memfokuskan diri pada bidang music, dibanding bidang kesukaanku yang lain. Nevertheless, dunia kepenulisan yang sebelumnya, yang selama ini mewarnai hidupku rupanya tak bisa ditinggalkan atau hilang begitu saja. Selain memang tugas menulis berita dari kantor, yang memang hukumnya wajib, Menulis bagiku adalah salah satu ekspresi diri, sekecil apapun itu, seperti status di FaceBook atau Twitter sekalipun. Karenanya, tahun ini aku pun menulis, menyusun sebuah naskah buku. Cinta lama pun bersemi kembali. Namun, tanpa melupakan misi musical year, maka naskah tahun ini bukanlah naskah fiksi. Naskah pada musical year adalah sebuah sharing atau berbagi ilmu pengetahuan di bidang music digital yang menggunakan software computer. Judul sementaranya adalah “Jadi Artis Digital dengan FL Studio 9.1”. Naskah ini sudah lama selesai, jauh sebelum bulan puasa tahun ini. Jadi, apakah naskah ini akan segera terbit? Belum, mungkin tidak dalam waktu dekat ini. Kenapa? Tadinya aku berpikir untuk menerbitkan naskah ini secara mandiri. Sebelumnya kan aku sudah ada dua buku yang dipublikasikan oleh penerbit. Pikirku, sudah saatnya untuk lebih mendalami dunia kepenulisan, tidak hanya membuat naskah yang bagus untuk bisa diterbitkan, tapi juga lebih tahu tentang proses penerbitan. Untuk awalnya setidaknya mengintip sedikit tentang dapurnya.
Selanjutnya, Aku coba mengajak bekerjasama seorang kenalan. Aku tahu kalau beliau sibuk sekali. Karena itu sampai sekarang naskah software music ini belum juga ada proses kelanjutannya. Aku tidak bisa tinggal diam saja, dengan mencoba pro aktif. Tapi memang sepertinya untuk saat ini susah untuk bersegera. Karena itu kupikir, ada baiknya aku coba mencari pihak lain untuk dapat diajak bekerjasama dalam menerbitkan naskahku. Pihak yang selain bisa dipercaya juga bisa bersegera.
Singkat cerita aku berkenalan dengan mas Gara, nama lengkapnya Putra Gara. Bagi yang belum tahu, mas Gara ini penulis novel sejarah “Samudra Pasai”, yang dibuatnya selain dari data juga berdasarkan pengalaman spiritualnya di Aceh, saat menggali pengetahuan tentang hal-hal yang akan ditulisnya ini. Kami pun berbincang mengenai kemungkinan menerbitkan naskah buku secara mandiri, baik lewat telfon maupun ketemuan langsung. Ada satu pokok bahasan yang penting: Perlu diketahui, naskah buku yang selesai kususun, namun belum terbit sebenarnya tidak hanya “Jadi Artis Digital dengan FL Studio 9.1”. Ada empat naskah fiksi, yang berupa novel yang masih ‘tidur’ di computer. 1) Girlfriend of Steel, sebuah TeenLit; 2) Diantara Kau dan Dia, sebuah Metropop; 3) Romantika Pengangguran, non-fiksi komedi; dan 4) Selestia dan Penjara Teka-teki, sebuah cerita fantasi anak. Menurut mas Gara, pasar potensial adalah naskah yang menjangkau remaja. Naskah cerita fantasy juga potensial, tidak hanya menjangkau anak, tapi bisa juga kalangan usia lain, seperti yang terjadi pada Harry Potter. Sedangkan naskah computer cenderung stagnan, walaupun tidak menutup kemungkinan juga bakal diminati. Aku harus mempertimbangkan naskah mana yang akan kuterbitkan. Dana terbatas, hanya satu naskah saja yang bisa terbit untuk pertama ini. Aku mulai memeriksa lagi, menilai kelayakan isi. Baru kusadari sekarang, ternyata dua naskah fiksi pertama perlu banyak pembenahan. Selain dari ceritanya sendiri, cara bertuturnya pun perlu dirubah, khususnya untuk naskah nomor dua. Jadi, naskah yang kunilai benar-benar siap hanya tiga. Berdasarkan masukkan dari mas Gara, aku memutuskan untuk memilih yang non-fiksi komedi. Pertimbangannya tentu saja adalah peluang pasar. Orang lebih suka membaca yang ringan, yang menghibur, namun tentu saja naskahku ini kubuat dengan menyisipkan pesan moral yang positif.
Naskah sudah dipilih, jadi tinggal diterbitin saja dong? Yup. Namun tidak bisa sekejap mata saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama adalah pra-cetak, seperti editing & layout naskah dalam ukuran cetaknya nanti, pembuatan cover, dan ISBN. Selanjutnya kalau semua sudah siap adalah proses cetak. Dan kemudian pada akhirnya adalah distribusi ke toko-toko buku, baik yang terkemuka, dan kalau bisa ada juga yang mau menjual eceran seperti buku laris yang telah ada. Lalu yang tak bisa ditinggalkan adalah promosi.
Nah, saat ini proses buku berada dalam tahap pra-cetak. Untuk judul, berdasarkan pembicaraan kami, nampaknya perlu diubah. Mas Gara mengusulkan “Romantika Pengangguran” berganti nama menjadi “Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta”. Lebih menggoda memang. Aku berharap naskah ini bisa terbit dan didistribusikan sebelum tahun 2010 ini berakhir. Karena apa? Menjelang akhir tahun 2008, “Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial” terbit. Awal tahun 2009, “Cewek-cewek Kos” hadir. Jadi untuk tahun 2010 ini kuharap “Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta” bisa mengisi kekosongan yang ada. Karena itu aku minta doa restunya temen-temen supaya lancar dan laris, biarkan Cinta itu Indah Pada Waktunya… amien ;)
Selanjutnya, Aku coba mengajak bekerjasama seorang kenalan. Aku tahu kalau beliau sibuk sekali. Karena itu sampai sekarang naskah software music ini belum juga ada proses kelanjutannya. Aku tidak bisa tinggal diam saja, dengan mencoba pro aktif. Tapi memang sepertinya untuk saat ini susah untuk bersegera. Karena itu kupikir, ada baiknya aku coba mencari pihak lain untuk dapat diajak bekerjasama dalam menerbitkan naskahku. Pihak yang selain bisa dipercaya juga bisa bersegera.
Singkat cerita aku berkenalan dengan mas Gara, nama lengkapnya Putra Gara. Bagi yang belum tahu, mas Gara ini penulis novel sejarah “Samudra Pasai”, yang dibuatnya selain dari data juga berdasarkan pengalaman spiritualnya di Aceh, saat menggali pengetahuan tentang hal-hal yang akan ditulisnya ini. Kami pun berbincang mengenai kemungkinan menerbitkan naskah buku secara mandiri, baik lewat telfon maupun ketemuan langsung. Ada satu pokok bahasan yang penting: Perlu diketahui, naskah buku yang selesai kususun, namun belum terbit sebenarnya tidak hanya “Jadi Artis Digital dengan FL Studio 9.1”. Ada empat naskah fiksi, yang berupa novel yang masih ‘tidur’ di computer. 1) Girlfriend of Steel, sebuah TeenLit; 2) Diantara Kau dan Dia, sebuah Metropop; 3) Romantika Pengangguran, non-fiksi komedi; dan 4) Selestia dan Penjara Teka-teki, sebuah cerita fantasi anak. Menurut mas Gara, pasar potensial adalah naskah yang menjangkau remaja. Naskah cerita fantasy juga potensial, tidak hanya menjangkau anak, tapi bisa juga kalangan usia lain, seperti yang terjadi pada Harry Potter. Sedangkan naskah computer cenderung stagnan, walaupun tidak menutup kemungkinan juga bakal diminati. Aku harus mempertimbangkan naskah mana yang akan kuterbitkan. Dana terbatas, hanya satu naskah saja yang bisa terbit untuk pertama ini. Aku mulai memeriksa lagi, menilai kelayakan isi. Baru kusadari sekarang, ternyata dua naskah fiksi pertama perlu banyak pembenahan. Selain dari ceritanya sendiri, cara bertuturnya pun perlu dirubah, khususnya untuk naskah nomor dua. Jadi, naskah yang kunilai benar-benar siap hanya tiga. Berdasarkan masukkan dari mas Gara, aku memutuskan untuk memilih yang non-fiksi komedi. Pertimbangannya tentu saja adalah peluang pasar. Orang lebih suka membaca yang ringan, yang menghibur, namun tentu saja naskahku ini kubuat dengan menyisipkan pesan moral yang positif.
Naskah sudah dipilih, jadi tinggal diterbitin saja dong? Yup. Namun tidak bisa sekejap mata saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Pertama adalah pra-cetak, seperti editing & layout naskah dalam ukuran cetaknya nanti, pembuatan cover, dan ISBN. Selanjutnya kalau semua sudah siap adalah proses cetak. Dan kemudian pada akhirnya adalah distribusi ke toko-toko buku, baik yang terkemuka, dan kalau bisa ada juga yang mau menjual eceran seperti buku laris yang telah ada. Lalu yang tak bisa ditinggalkan adalah promosi.
Nah, saat ini proses buku berada dalam tahap pra-cetak. Untuk judul, berdasarkan pembicaraan kami, nampaknya perlu diubah. Mas Gara mengusulkan “Romantika Pengangguran” berganti nama menjadi “Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta”. Lebih menggoda memang. Aku berharap naskah ini bisa terbit dan didistribusikan sebelum tahun 2010 ini berakhir. Karena apa? Menjelang akhir tahun 2008, “Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial” terbit. Awal tahun 2009, “Cewek-cewek Kos” hadir. Jadi untuk tahun 2010 ini kuharap “Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta” bisa mengisi kekosongan yang ada. Karena itu aku minta doa restunya temen-temen supaya lancar dan laris, biarkan Cinta itu Indah Pada Waktunya… amien ;)
Comments
Post a Comment