JagoanKu

Kesadaran kadang datang terlambat. Saat semuanya sudah terjadi kita baru sadar apa yang selama ini telah kita lalaikan. Saya teringat kembali ke masa lalu, saat-saat saya masih di bangku sekolah. Saya dididik untuk mengikuti pelajaran sekolah sebagai sebuah ilmu yang abstrak, sesuatu yang ada di luar lingkungan kita yang sebenarnya. Kenapa? Karena kita tak menyentuh langsung masalah itu, kita hanya mendapatkan teori dan teori saja tanpa mengetahui bagaimana cara mempraktekannya. Jadilah pelajaran sebagai sesuatu yang dihapal tanpa bisa dimengeti atau bisa dipahami cara pengaplikasiannya. Praktek adalah kunci utama menuju suksesnya pendidikan untuk masa kini dan kedepannya. Supaya tidak ada batas antara pelajaran yang diberikan di sekolah dengan aplikasinya di lapangan, di kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, saat di SMA dulu kita diberi tahu tentang teori keuangan bank. Siswa yang aktif bisa saja berinisiatif datang ke bank dan mempraktekkan salah satu teori keuangan bank, misalnya

Sering kita lihat tulisan yang ada di media, ada yang memakai gaya bahasa formal, ada yang biasa saja, dan ada yang enak dibaca. Sering orang berpikir bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca seperti itu. Setelah melihat, membaca, dan menganalisa maka kira-kira bisa kita merumuskan yang seperti ini: Tulisan yang enak dibaca adalah tulisan yang meskipun memiliki kandungan yang tidak ringan dibawakan dengan gaya bahasa yang non-formal atau cenderung santai tanpa mengindahkan kaidah sebuah tulisan yang informatif. Dengan kata lain, tulisan tersebut masih terfokus pada bahasan utama alias tema dan tidak ngelantur kemana-mana. Untuk itu kita sebagai penulis hendaknya mengetahui segmen pasar kita. Ke lingkup atau arah manakah tulisan kita nantinya akan dilempar. Segmen pasar remaja tentunyalah menuntut kita untuk daoat membuat tulisan informatif dengan gaya bahasa yang santai, terkadang disertai slang, atau bahasa gaul dan kalau perlu diberi joke-joke segar. Sehingga apa yang kita