Hal-hal Asyik dan Seru Ketika Kamu Jadi Penulis
Setelah di video
sebelumnya dibahas mengenai “Hal-hal Kurang Menyenangkan di Dunia Menulis”, nggak adil rasanya kalau tidak melihat dari
sudut pandang lain. Ya, ternyata menjadi penulis pun asyik dan seru. Beberapa
hal berikut bisa jadi pertimbangan kamu untuk tetap lanjut mewujudkan cita-cita
menjadi penulis:
1.
Jadi Populer
Pas awal kuliah, Saya
bukan siapa-siapa, IPK biasa saja, nggak banyak yang kenal, minderan. Namun hal
itu berubah ketika Saya memenangkan lomba cerpen berbahasa inggris di kampus.
Adek-adek kelas nyapa, temen-temen ngasih selamat, begitu pula para dosen.
Rasanya jadi kayak selebritis dadakan. Dengan berprestasi sebagai penulis,
ternyata bisa bikin kita populer dan kenal banyak orang. Pacar pertama Saya (well
sebenarnya pacaran kan nggak boleh ya, tapi saya khilaf waktu itu), intinya
cewek yang deket dengan saya juga senang dan bangga ketika tahu saya seorang
penulis. Trus apa manfaatnya populer? Simpelnya, gampang dapat temen dan
kepercayaan dirimu meningkat, dari situ kamu bisa lebih banyak berkarya dan meningkatkan
berprestasi.
2.
Dianggap Pintar
Nggak semua orang
bisa nulis, atau lebih tepatnya nggak semua orang sabar untuk menuangkan idenya
menjadi tulisan. Apalagi orang Indonesia, kebanyakan lebih suka ngomong
daripada nulis. Nah, karena nulis itu butuh keterampilan khusus, yang harus
terus dibina, maka orang cenderung menyamakan penulis dengan pemikir. Dan
pemikir identik dengan orang pintar. Maka penulis pun dianggap sebagai orang
yang pintar. Lebih lagi bila cara penulisannya runtut, terstruktur dan mudah
dipahami pembaca. Bukannya mau nyombong, tapi itu adalah salah satu ciri orang
cerdas.
3.
Bisa Ketemu Orang Terkenal
Dengan karya dan
pribadi yang populer, kesempatan untuk bertemu pejabat, artis atau tokoh
terkenal lebih terbuka. Sebagai seseorang yang ahli, kamu bisa hampir atau
bahkan setara dengan mereka. Apalagi saat media memviralkan karya maupun
keberadaanmu. Orang dan media akan mengamatimu dan bahkan mengontakmu. Semisal
mereka butuh kamu untuk mengisi kelas penulisan, ngisi kelas motivasi, liputan atau
bahkan ada juga kesempatan karya berubah format, misalkan dari buku menjadi
film.
4.
Dapat Rejeki
Rejeki pertama dari
penulis buku pada umumnya adalah royalti. Kalau diliat dari nominalnya, memang penghasilan royalti penulis sebenernya nggak
begitu gede, yaitu cuman 10 persen dari harga buku, dan itu pun masih dipotong
pajak sekitar 15 persen. Tapi kalau bukumu benar-benar laris. Misalnya harga
bukumu 50.000 dengan royalti 10 persen, setidaknya kamu mengantongi 4.250 per
buku. Kalau bukumu bisa terjual seribu eksemplar misalnya, maka royaltimu
adalah 4.250 dikali 1.000 sama dengan 4.250.000,- Wah lumayan juga ya?
5.
Rejeki lain:
Memang royalti per buku nggak
terlalu gede, namun kamu pun masih bisa dapet rejeki lain.
a.
Menjadi Pengajar/Narasumber
Pertama adalah jika kamu jadi narasumber acara penulisan. Semakin kamu fokus
menulis, maka keterampilanmu pun akan semakin meningkat, dan karyamu makin
banyak. Orang akan makin percaya kepadamu, dan boleh jadi suatu saat orang akan
mulai memintamu untuk mengajari dia atau sekelompok orang yang dia ajak.
Hubungan belajar mengajar ini membuka peluang buatmu untuk mendapatkan honor
narasumber atau pengajar. Memang nggak semua kegiatan penulisan budgetnya gede,
misalkan di komunitas. Tapi kalau kamu bisa nembusin kampus atau diundang oleh
instansi bonafid, kamu pun berpeluang dapet honor gede. Dijadikan narasumber di
sini tidak selalu untuk membahas buku-bukumu, bisa juga untuk memberi pelatihan
menulis, pelatihan menerbitkan buku atau bahkan memberi motivasi agar orang
bisa sukses kayak kamu.
b.
Peluang Endorse
Rejeki berikutnya
adalah melalui endorse atau iklan
suatu produk atau branding instansi. Dengan memiliki kemampuan mempengaruhi dan
basis penggemar, kamu berkesempatan untuk diminta membantu promosi suatu
produk, sosialisasi kebijakan, branding instansi dan wajarnya sih dibayar.
c.
Menjadi Ghost Writer
Menjadi Ghost Writer
berarti menuliskan buku atau bentuk publikasi lain atas nama orang lain. Jadi
namamu nggak akan muncul sebagai credit. Konsekuensi wajarnya adalah kamu
dibayar lebih. Ada baiknya penulis melakukan kontrak, menetapkan deadline atau
tenggat waktu pekerjaan, memastikan hak dan kewajiban, sehingga tidak
menimbulkan masalah terutama terkait hukum maupun finansial di kemudian hari.
d.
Menjadi Penulis Biografi
Selain novel atau
buku teks non-fiksi, adakalanya ada tokoh masyarakat yang ingin dituliskan
kisah hidupnya, atau mungkin juga ingin dipopulerkan, misalnya tokoh politik
yang akan ikut pemilukada. Penulisan untuk klien seperti ini bisa 2 macam,
yaitu kalau penulis kamu namanya tetap muncul berarti yang ditulis adalah
biografi, sedangkan bila nama kamu penulis tidak muncul, atau menjadi
ghost-writer maka karnyanya diakui sebagai auto-biografi sang klien.
6.
Bisnis Penerbitan
Menulis saja, pada
umumnya tidak membutuhkan modal
finansial, tapi jika seorang penulis ingin terjun sekalian berbisnis, bisa mengambil
peluang yang dekat dengan dunia menulis, yaitu di bidang percetakan dan
penerbitan. Kamu bisa menerbitkan buku dengan biaya sendiri, bisa juga
menginvestasikan uang Kamu untuk tulisan orang lain, atau menawarkan jasa
membantu orang mencetak buku dan menerbitkan karya orang dengan biaya mereka
sendiri. Resiko berbisnis tentu lebih besar, terutama dalam hal finansial.
Kalau buku sudah dicetak dan tidak laku, uang melayang (khususnya ini untuk
buku yang dicetak dan diterbitkan dengan modal sendiri). Dengan sistem modern
memang ada publikasi buku secara elektronik, namun saat ini di Indonesia belum
begitu populer. Yang lumayan digemari adalah di website gratis.
7.
Travelling Keliling Indonesia atau Bahkan Dunia
Setidaknya ada dua
hal yang bisa membuat penulis berkesempatan travelling keliling indonesia atau
bahkan dunia. Pertama adalah melalui
undangan mengajar. Misalkan kamu aslinya tinggal di Semarang, kemudian
karena novelmu isinya bagus dan populer, kamu diundang sebagai dosen tamu mengisi
materi penulisan fiksi di suatu universitas, misalnya di Manado atau Papua. Kamu
bisa memanfatkan waktu di sana sekalian buat jalan-jalan menjelajah kota atau dan
tempat wisatanya. Kesempatan travelling
berikutnya adalah melalui liputan. Ada kalanya pemerintah pusat seperti
Kementerian Pariwisata atau pemerintah daerah, atau tempat wisata mengundang
penulis ke kota atau destinasi wisata binaannya dengan maksud publikasi. Jadi
sang penulis dibutuhkan untuk membuat buku atau setidaknya ulasan di blog atau
media lain. Mereka mendapat manfaat promosi, dan penulis bisa menikmati
jalan-jalan. Yang sering mendapatkan kesempatan seperti ini biasanya adalah travel blogger. Kemudian kesempatan yang ketiga adalah saat
penulis diminta membuatkan biografi atau menjadi ghost writer auto-biografi seorang tokoh dan dilibatkan dalam
kehidupan kesehariannya. Mirip dengan liputan, kalau klien yang memintamu
menulis ada di suatu daerah atau kota lain, kamu bisa memanfaatkan waktu
luangmu untuk jalan-jalan.
Itulah sejumlah hal yang asyik dan seru yang mungkin bisa kamu dapatkan
ketika menjadi penulis. Wajar semua hal pasti ada enaknya ada enggaknya.
Termasuk dengan menjadi penulis. Oke. saya sudah mengungkapkan resiko atau
hal-hal yang nggak enak, dan sebaliknya yang asyiknya. Sekarang tinggal kamunya
memilih untuk menjadi penulis atau enggak. So... Jangan lupa untuk langganan ke
channel ini untuk tahu video-video saya selanjutnya. Klik Like dan Share atau
sebarkan video ini ke teman, kerabat, saudara, semuanya. Salam sukses!
Untuk “Hal-hal Kurang
Menyenangkan di Dunia Menulis” kamu bisa baca di:
Comments
Post a Comment