Super Hero, Fantasi, Dongeng, Kisah, Mistik, Horor, Imajinasi, dan Kreasi Tanpa Batas

Blogroll

Thursday, July 31, 2014

Ikut Panen Ikan Haji Kadhori

Jadi pertama-tama saya mau ngucapin Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H. Mohon maaf lahir dan bathin. Kalau kata-kata saya ini tidak cukup, boleh liat video saya di sini, hehe..

Oke, jadi untuk masa Idul Fitri kali ini, keluarga Gwe, yaitu Bapak, Ibu dan Gwe sendiri berencana merayakan Lebaran di rumah nenek di Magelang. Salah satu pengalaman yang cukup berkesan adalah dengan turut sertanya Gwe dalam acara panen ikan di tempatnya Haji Kadhori, di daerah Mungkid, Magelang.
-->
Jadi sebagai pembuka, Al kisah Gwe punya temen kantor, sebut saja mas Said (adalah nama sebenarnya). Pas Ramadhan kemaren di masjid kantor kita ngobral-ngobrol. Dia yang sudah berdomisili di Semarang ternyata punya kampung halaman di kota Magelang, sama dengan kampung halaman ibu Gwe, yang notabene menjadi target perayaan lebaran tahun ini. Cuman beda kecamatan. Tempatnya mas Said ini ada di daerah Blabak, Mungkid.

Dia ada cerita tentang usaha nanem pohon sengon di kampungnya. Lalu ada juga cerita kalau keluarganya, terutama dari bapaknya punya hobi sekaligus usaha sampingan ternak ikan di tempat yang sama. Kedua hal itu membuat Gwe tertarik untuk berkunjung menengok. Lebih lagi mas Said bilang kalau keluarganya mau panen ikan untuk lauk perayaan Lebaran.

Gwe berangkat ke Magelang bersama ortu hari sabtu. Ada sedikit kejadian nggak enak di agen ama travel, tapi biarlah dilupakan. Yang utama adalah keluarga mas Said mau panenan ikan hari Sabtu coz Idul Fitri kan hari Senin. Pas sms-an dia udah nawarin untuk kita datang jam 9 aja, tinggal ngambil ikannya yang sudah dipanen. Tapi Gwe balesin klo mo datang awal biar bisa ngeliat proses ngambil ikannya dari kolam. Tapi ternyata niat yang baik tak selalu terwujud sama.

Begitu selesai sahur dan sholat Subuh, Gwe dan sepupu Gwe si Anggy malah ketiduran (baca: sebenernya sengaja tidur). Dan Gwe pun terbangun jam 8 pagi. Persiapan ini-itu ternyata ga sebentar dan kita juga diminta om Afif, suami bulek Gwe, bulek Dewi untuk ngajakkin ke panenan ikan. Gwe sih ga keberatan, malah syukur ada orang Magelang yang bisa ngasi tau arah jalan ke sana, karena tentu saja Gwe belum tau dimana. Dan karena ibu Gwe juga ada perlu mau belanja ditemani bulek Dewi, maka Gwe yang ngeboncengin Ibu, dan Anggy yang ngeboncengin Bapak pergi ke rumah bulek Dewi.

Di sana kita juga ga segera bergerak. Masi ini itu untuk selang beberapa waktu. Ibu ditinggal bersama bulek Dewi, dan formasi tim digantikan om Afif, dan tambahan satu orang lagi yaitu, si Aza, anaknya bulek Dewi yang pengin ikut. Jadilah motor yang Gwe tumpangi 3 in 1, dengan driver yang semula Gwe beralih ke om Afif dengan alasan dia yang lebih ngerti jalan daerah Magelang.

Maka berangkatlah 2 motor menuju daerah Blabak, Mungkid. Kalo dari petunjuk temen Gwe sih ke arah Muntilan. Salah satu titik kunci adalah SMK Muhammadiyah. Kita sempet tanya-tanya polisi juga arah ke sana. Dan sempet juga kebablasan lebih Selatan menuju gang yang ada SMA Muhammadiyah. Setelah dijelasin sama seorang bapak yang kita cegat pas dia lewat, kita kembali ke jalan yang benar.

Menyusuri gang, dan setelah ada pertigaan kita diberi petunjuk orang untuk belok ke kanan, kita pun mendapati rumah Haji Kadhori, yang notabene adalah bokapnya mas Said. Pas kita lagi tengak-tengok kebingunan di depan sebuah rumah, seseorang yang lagi duduk-duduk di samping kalen, alias sungai kecil memanggi. Dia ternyata adalah mas Said yang lagi mbetetin, utawa ngebersihin kotoran ikan. Di sampingnya ada seorang bapak, yang Gwe sangka adalah sang Haji Kadhori, dan ternyata itu benar.

Yaah, ternyata kita telat ngelihat proses ngambil ikan dari kolam. Terang aja karena udah nyaris jam 10 pas kita sampe. Tapi kita berkesempatan untuk ngelihat proses mbetetin ikan. Bahkan Gwe yang seorang DJ maupun Novelis ini tertarik juga untuk mencoba. Alhamdulillah ternyata ga susah saudara-saudara. Agak kagok aja di awal. Kalau sudah terbiasa sih no big deal, bahkan beberapa kali ada orang lewat jalan yang melihat kerja kita dan tertarik pengin beli, yang terpaksa kita tolak karena nggak lagi jual. Di situ Gwe ngeliat ada berbagai rupa ikan, seperti Mujair, Lele, Patin, Bawal, dll.

Selaen praktek kerja mbetetin ikan, kita juga sempet liat-liat kolam ikannya. Ada sekitar 5-6 kolam di  sana, dimana disengaja dibuatkan aliran air agar kolam selalu segar untuk si ikan. Satu kolam dibuat di depan rumah Haji Kadhori, yang merupakan seberang jalan, terpisah dari kolam-kolam lainnya yang berada di halaman alam. Beruntung secara ekonomis untuk pemilik di daerah situ tidak perlu pakai pompa karena ada aliran air alami. Soal pakan pun mudah, karena ternak tinggal dikasi daun ketela dan daun lompong yang mudah didapat di daerah situ, selain juga pur.

Pas pulangnya Alhamdulillah mas Said ngebawain kita sekeranjang plastik ikan yang udah dibetetin, dan Aza secara special mendapatkan 3 ekor ikan yang masih hidup untuk dipelihara, dimana diantaranya ada ikan patin, yang secara penampilan mirip ikan lele, tapi alih-alih hitam bedanya dia berwarna kulit putih agak kekuningan.

Bakar Ikan
Untuk proses masaknya, mas Said ngasih tips, yaitu sebelum dibakar ada bagusnya ikan digoreng sebentar saja, baru kemudian proses bakar. Agar mendapatkan bakaran yang baik, mas Said menyarankan untuk menggunakan batok kelapa, alih-alih arang.

Dan sepulang dari rumah Haji Kadhori, Gwe secara sendirian pergi ke pasar Cacaban. Gwe sempet pesimis ga bakal dapat batok kelapa. Bahkan Gwe sempet nyamperin orang jualan arang, yang gampang terlihat di seberang pasar utama. Tapi ternyata kenyataannya, batok kelapa mudah didapat, terutama Gwe memperolehnya di tukang parut kelapa dengan mesin. Dengan modal satu plastik, udah cukup, dan biayanya pun terjangkau, yaitu dua ribu rupiah.

Karena siang masih puasa, maka Gwe mutusin, bakar-bakaran dilakukan sore hari menjelang Maghrib alias waktu berbuka. Sebelumnya pas Siang Gwe udah nyiapin agar batok kelapa mudah dibakar, maka dia perlu dijemur dulu biar kering, coz keadaannya masih agak basah. Biasa batok yang baru asalnya ada air kelapanya. Setelah cukup kering, Gwe pecah kecil sejumlah batok Kelapa agar mudah masuk tungku dan dibakar. Dengan modal tungku pinjaman dari tetangga sebelah, Gwe pun beraksi sorenya.

Untuk mengupayakan pembakaran batok kelapa, Gwe mengusahakannya dengan potongan-potongan kertas koran dan membakarnya diantara potongan-potongan batok kelapa. Ternyata itu nggak gampang saudara-saudara. Susah sekali batok-batok kelapa itu untuk terbakar. Nyokap ama nenek sampai ikut bantuin. Mo ngasih minyak tanah biar gampang membakar, nggak ada barangnya di rumah. Mo beli juga udah langka di pasaran. Fuad, si anak bungsu pemilik tungku ngasih info kalau bokapnya bakar areng, biasanya ada satu dua areng yang dibakar dikit dulu entah pake kompor atau yang laen. Gwe setuju hal serupa bisa dicoba untuk batok kelapa. Maka nyokap lalu Gwe membakar satu dua batok kelapa di kompor masak. Pas balik, ternyata nenek sudah berhasil menyalakan api. Kita gabungkan saja batok kelapa hasil bakaran kompor. Setelah beberapa lama kita kipasin biar lebih banyak batok kelapa yang terbakar.

Setelah dirasa bara cukup, kita taruhlah ikan yang sudah dibumbui di atas tungku. Satu hal penting yang Gwe inget dari pesen mas Said adalah, ikan yang mau dibakar sebaiknya dicemplungin dulu ke penggorangan, tapi ga usah lama, biar ga terlanjur mateng. Sambil kipas-kipas biar bara batok kelapa berubah jadi api, kita tuangkan kecap ke sekujur tubuh ikan. Biar matang merata, tubuh ikan di-bolak-balik sama nyokap. Dan Gwe beberapa kali menyiramkan kecap ke tubuh ikan. Selang beberapa saat dirasa sudah matang, maka ikan diangkat. Ada 2 ekor ikan ukuran sedang agak besar yang kita masak. Hmm.. ternyata benar mas Said, ikan lebih nikmat dengan tahapan masak seperti ini. Pas waktu Maghrib, maka ikan bakar siap dihidangkan untuk dinikmati.
Share:

0 comments:

Post a Comment

ASUS ROG Strix G dan ROG Strix Scar, Laptop Handal untuk Game Enthusiast

Kokoh, namun tetap stylish, begitu impresi saya begitu melihat tampilan luar dari laptop ROG Strix G 16 dan ROG Strix Scar 18 . Kedua laptop...

Labels

Blog Archive

Blogger templates

Udah pernah diliat

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Support Blogger Perempuan

Text

Profil

My photo
Halo Dunia, Salam kenal, saya Yozar. Penulis novel dan artikel ilmiah yang masih terus belajar. Kadang-kadang juga ngeblog. Selamat datang di realitas saya.